By Prof. Dr. Nasaruddin Umar
Mengkafani mayat juga bagian dari yang harus dilakukan bagi pengurusan
Jenazah. Setelah dimandikan, mayat dipindahkan ke
tempat lain yang telah ditentukan dengan posisi kepala lebih tinggi dan dalam
keadaan auratnya tertutup.
Setelah
itu,mayat akan dibungkus kain kafan dengan cara sebagai berikut :
- Kain Kafan warna putih, tersusun tiga lapis, sesuai dengan ukuran mayat
- Bagian kepala dan kaki dilebihkan untuk memudahkan pengikatan kain kafan.
- Disiapkan pengikat, sebaiknya dari bahan kain kafan itu sendiri untuk mengikat bagian atas kepala, leher, dada, perut, punggung, paha, kaki dan bagian bawah kaki.
- Kain kafan dapat digunakan untuk menutupi kucuran darah di bagian luka atau bagian berongga lainnya, jika tetap mengeluarkan cairan.
- Diusahakan ikatan mempunyai simpul guna memudahkan pembukaannya nanti di liang lahat, mayat di liang lahat tidak boleh dalam keadaan terikat, namun tetap dalam keadaan aurat tertutup dan terbungkus.
- Setalah kain kafan dibentangkan dengan posisi mayat terentang, keduan kakinya dirapatkan, tangannya dilipat menyerupai orang shalat, tangan kiri di dalam dan tangan kanan dibagian luar. Mayat terbujur, bagian kepala di arahkan ke kiblat
- Bekas pakaian sesudah mandi dibuka perlahan-lahan tanpa memperlihatkan aurat mayat. Pada waktu membungkusnya diperlukan kain lebar yang akan menutupi anggota badan mayat. Tangan bekerja di bawah kain tanpa melihat aurat mayat.
- Setelah mayat terlentang di atas kain kafan ujung sebelah kiri kain kafan diangkat menutupi badan mayat, kemudian ujung kanan sebelah kanan di angkat menutupi badan sampai lurus ke bawah, kebagian kaki, kemudian digulung dengan gulungan halus dan rapi dari kanan ke kiri.
- Setelah itu pengikat yang memang sudah tersedia di bawah kain kafan, diikatkan pelan-pelan dan tidak terlalu kencang dan juga tidak terlalu longgar yang memungkinkan pertemuan kain kafab terbuka.
- Pada waktu membungkus mayat diusahakan menyebut kalimat tahlil dan istighfar yakni :
Lailaha ilallah, Muhammadur Rasulullah.
Astaghfirullahul azhim, astaghfirullah wautub ilaihi.
Artinya. : Tiada Tuhan Selain Allah, Muhammad adalah Rasulnya. Aku memohon pengampunan Allah yang Maha
besar, aku mohonengampunan
Allah dan aku bertaubat kepadaNya.
Shalat Jenazah
Setelah mayat dibungkus dengan rapih, maka sebaiknya segera
dilaksakan shalat jenazah. Hal-hal
yang berkaitan dengan shalat jenazah yang perlu diperhatikan adalah sbb :
- Diusahakan sebanyak mungkin orang dapat melakukan shalat jenazah secara berjamaah. Jika terpaksa dalam keadaan tanpa wudhupun dianjurkan ikut shalat.
- Jika ruang masih lebar, maka shaf (barisan) shalat disusun memanjang kebelakang , bukan memanjang kesamping.
- Mayat diletakan ditempat yang bersih dan terhormat dan boleh dishalatkan berkali-kali.
- Shalat jenazah dipimpin seorang imam yang alim.
- Imam berdiri dibagian tengah (pusat) Jika jenazah perempuan, dan Imam berdiri dibagian kepala. Menurut Imam Syafei dan menurut Imam Abu Hanifah Imam berdiri dibagian dada jenazah, baik jenazah laki-laki maupun jenazah perempuan.
- Jika mayat lebih dari seorang, maka dapat dishalatkan sekaligus.
- Mayat dishalatkan ditempat yang bersih dalam posisi mayat terlentang di depan Imam dan Jamaah.
- Mayat yang tidak sempat dishalatkan dapat dishalatkan di atas kuburan. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis. Sepanjang mayat belum lewat sebulan dan atau dapat juga dishalat ghaibkan.
Shalat Jenazah yang lebih masyhur
ialah terdiri atas 4 takbir tanpa ruku, sujud meskipun pernah Rasulullah dan kalangan sahabat jenazah lima, enam dan tujuh
rakaat.
Tata Cara Shalat Jenazah
Tata cara shalat jenazah sbb :
- Takbir Pertama
Diawali dengan membaca niat Shalat Jenazah misalnya: “Usholly’ ala hadza/ hadzihi
al mayyiti arba’ah takbiran lillahi ta’ala Allahuakbar“
Catatan : Jika mayat laki-laki
di baca hadza dan jika mayat perempuan
dibaca hadzihi dan
jika mayatnya tidak jelas karena mempunyai 2 dua alat kelamin atau telah melakukan operasi plastik, maka yang bersangkutan mengikuti unsur jenis kelamin
yang lebih dominan secara alami semasa ia
hidup.
2. Takbir ke dua
Setelah membaca surat
Alfatikhah, tangan diangkat untuk takbir kedua, kemudian membaca shalawat Nabi
antara lain :
Allahumma shalli wasallim ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa
ashabihi wa sallam.
3. Takbir ke Tiga
Setelah membaca shalawat kepada Nabi tangan di angkat untuk takbir
ke tiga. Setelah itu di baca do’a untuk almarhum/mah yang redaksinya sbb :
Allohummaghfir
li hayyina wa mayyitina wa shahidina wa ghaibina wa Shaghirina wa
kabirina, wa dzakirina wa utsana, innaka ta’lamumushobana
wa matsasana innaka ala kuli syai’in Qodir.
Allahumma man
ahyataitahu minna fa ahyihi alaisallam wa man
Tawaffaitahu
minna fa tawaffahu ‘ala iman.
Allahumma innahu abduka wa ibnu ummatika,
nazalla bika wa anta khoiru munzalin bihi wala nalamu illa
khoiran.
Allahumma in kana muhsinan fa
jirhu bi ikhsanihi wa in kana
Fa tajawaznahu.
Allahumma la tahrimna ajrahu wala
taftina ba’dahu.
Artinya :
Ya Allah baik semasih kami hidup
atau sesudah meninggal baik dosa yg tampak maupun yang
tersembunyi, baik dosa di masa kecil kami maupun setelah
dewasa, baik kami sebagai perempuan atau laki-laki, Engkaulah zat yang Mah Tahu apa yang masih dan sedang
dalam proses maupun yang sudah permanendi dalam diri
kami, Engkaulah yang Maha Kuasa terhadap
segala sesuatu. Ya Alloh terhadap hambamu yang masih hidup berikanlah
kehidupan secara islami, dan terhadap hambamu yang sudah Engkau
panggil,panggilah dalam keadaan iman. Ya Allah sesungguhnya dia adalah hambamu dan anak dari hambamu,
dia menuju Engkau dan Engkaulah
tempat tujuannya yang terbaik. Kami
tiada mengetahuinya Kecuali
kebaikannya. Ya Allah jika hambamu itu tergolong baik, balaslah
kabaikannya. Jika ia berbuat salah terimalah ia disisi-MU. Ya Allah kiranya engkau
tidak menyia-nyiakan kebajikannya dan tidak pula menimbulkan
Fitnah di antara kami sesudah kepergiannya.
4. Takbir ke Empat
Setelah membaca do’a–do’a untuk jenazah maka tangan di angkat
untuk takbir yang ke empat, kemudian membaca salam pertama sambil menurunkan
tangan kanan dan menoleh kesebelah kanan sambil membaca.
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh, kemudian menoleh ke kiri sambil
menurunkan tangan kiri dan membaca.
Assalamu alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Setelah salam dianjurkan berdo’a, antara lain dengan redaksi do’a yang sering di baca Nabi didepan Jenazah.
Allahummaghfir lahu (ha) warhamhu (ha) wa’afihi (ha) wa’fuanhu (ha)
wa akrim nuzullahu (ha) wa rusi madkhollahu (ha) wa aghsilhu (ha) bil ma’i
watsalji wal bardi wanaqqihi (ha) minal khotoya kawa naqqaitast tsauba abyadh
mindonasi wa abdilhu (ha) daran khairan min darihi (ha) wa ahlan khoiran min
ahlihi (ha) wa zaujan khairon min zaujihi
(ha) wa a’idzhu (ha) min adzabil qobri wa min adzabinar.
Ya Allah ampunilah dan rahmatilah dia dan maafkanlah seluruh
dosa-dosanya, muliakanlah kepergiannya, lapangkanlah tempat tinggalnya
bersihkanlah dengan air salju atau es dan bersihkanlah dari segala dosa
sebagaimana bersihnya pakaian putih dar kotoran, berikanlah tempat yang lebih
baik dari tempat semula suasana pasangan yang lebih baik dari sebelumnya dan
selamatkanlah dia dari siksa kubur
Ringkasan Tata Cara Shalat Mayit lainnya
- Imam berdiri di posisi kepala mayit laki-laki dan posisi pertengahan mayit wanita
- Takbir 4x – 5x atau 9x
- Takbir pertama mengangkat ke dua tangan
- Lalu letakan tangan diatas dada, tangan kanan di atas tangan kiri nempel di dada.
- Kemudian membaca surat Alfatihah dan satu surah
- Bacaannya pelan
- Lalu takbir kedua baca shalawat Nabi Saw
- Lalu takbir ke tiga baca Do’a
“Allahumma abduka wabna amatika ahyaja ila rahmatika wa anta
ghoniyyu an adzabihi in kana muhsinan farid fi hasanaati saayyian fatajawaja
‘an sayyiathi."
Artinga : Ya Allah ini
adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu ia memerlukan rahmat-Mu. Engkau berkuasa untuk tidak
menyiksanya jika ia baik tambahkanlah kebaikannya Jika ia jahat maka maafkanlah
kejahatannya
- Baca Salam
- Tidak boleh shalat pada waktu-waktu terlarang
- pada saat terbit matahari
- tatkala matahari pas di tengah (pertengahan)
- Tatkala terbenam matahari
- Bacaan meletakan mayat
- Bissmillah wa’ala sunnati Rasulillah shalallahu alaihi wasalam atau.
- Bissmill wa ala milati Rasulillahi shalallahu alaihi wa sallamma (aku meletakannya dengan nama Allah dan menurut milah (agama Rasullullah saw
No comments:
Post a Comment