Drop Down Menu

Tuesday, 9 September 2014

Mengkafani Jenazah (oleh Prof. Dr. Nasarudin Umar)



By Prof. Dr. Nasaruddin Umar

Mengkafani mayat juga bagian dari yang harus dilakukan bagi pengurusan Jenazah. Setelah dimandikan, mayat dipindahkan ke tempat lain yang telah ditentukan dengan posisi kepala lebih tinggi dan dalam keadaan auratnya tertutup.

Setelah itu,mayat akan dibungkus kain kafan dengan cara sebagai berikut :

  1. Kain Kafan warna putih, tersusun tiga lapis, sesuai dengan ukuran mayat
  2. Bagian kepala dan kaki dilebihkan untuk memudahkan pengikatan kain kafan.
  3. Disiapkan pengikat, sebaiknya dari bahan kain kafan itu sendiri untuk mengikat bagian atas kepala, leher, dada, perut, punggung, paha, kaki dan bagian bawah kaki.
  4. Kain kafan dapat digunakan untuk menutupi kucuran darah di bagian luka atau bagian berongga lainnya, jika tetap mengeluarkan cairan.
  5. Diusahakan ikatan mempunyai simpul guna memudahkan pembukaannya nanti di liang lahat, mayat di liang lahat tidak boleh dalam keadaan terikat, namun tetap dalam keadaan aurat tertutup dan terbungkus.
  6. Setalah kain kafan dibentangkan dengan posisi mayat terentang, keduan kakinya dirapatkan, tangannya dilipat menyerupai orang shalat, tangan kiri di dalam dan tangan kanan dibagian luar. Mayat terbujur, bagian kepala di arahkan ke kiblat
  7. Bekas pakaian sesudah mandi dibuka perlahan-lahan tanpa memperlihatkan aurat mayat. Pada waktu membungkusnya diperlukan kain lebar yang akan menutupi anggota badan mayat. Tangan bekerja di bawah kain tanpa melihat aurat mayat.
  8. Setelah mayat terlentang di atas kain kafan ujung sebelah kiri kain kafan diangkat menutupi badan mayat, kemudian ujung kanan sebelah kanan di angkat menutupi badan sampai lurus ke bawah, kebagian kaki, kemudian digulung dengan gulungan halus dan rapi dari kanan ke kiri.
  9. Setelah itu pengikat yang memang sudah tersedia di bawah kain kafan, diikatkan pelan-pelan dan tidak terlalu kencang dan juga tidak terlalu longgar yang memungkinkan pertemuan kain kafab terbuka.
  10. Pada waktu membungkus mayat diusahakan menyebut kalimat tahlil dan istighfar yakni :

Lailaha ilallah, Muhammadur Rasulullah.

Astaghfirullahul azhim, astaghfirullah wautub ilaihi.


Artinya. : Tiada Tuhan Selain Allah, Muhammad adalah Rasulnya. Aku memohon pengampunan Allah yang Maha besar, aku mohonengampunan Allah dan aku bertaubat kepadaNya.

Shalat Jenazah


Setelah mayat dibungkus dengan rapih, maka sebaiknya segera dilaksakan shalat jenazah. Hal-hal yang berkaitan dengan shalat jenazah yang perlu diperhatikan adalah sbb :

  1. Diusahakan sebanyak mungkin orang dapat melakukan shalat jenazah secara berjamaah. Jika terpaksa dalam keadaan tanpa wudhupun dianjurkan ikut shalat.
  2. Jika ruang masih lebar, maka shaf (barisan) shalat disusun memanjang kebelakang , bukan memanjang kesamping.
  3. Mayat diletakan ditempat yang bersih dan terhormat dan boleh dishalatkan berkali-kali.
  4. Shalat jenazah dipimpin seorang imam yang alim.
  5. Imam berdiri dibagian tengah (pusat) Jika jenazah perempuan, dan Imam berdiri dibagian kepala. Menurut Imam Syafei dan menurut Imam Abu Hanifah Imam berdiri dibagian dada jenazah, baik jenazah laki-laki maupun jenazah perempuan.
  6. Jika mayat lebih dari seorang, maka dapat dishalatkan sekaligus.
  7. Mayat dishalatkan ditempat yang bersih dalam posisi mayat terlentang di depan Imam dan Jamaah.
  8. Mayat yang tidak sempat dishalatkan dapat dishalatkan di atas kuburan. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis. Sepanjang mayat belum lewat sebulan dan atau dapat juga dishalat ghaibkan.
Shalat Jenazah yang lebih masyhur ialah terdiri atas 4 takbir tanpa ruku, sujud meskipun  pernah  Rasulullah dan  kalangan sahabat jenazah lima, enam dan tujuh rakaat.




Tata Cara Shalat Jenazah

Tata cara shalat jenazah sbb :

  1. Takbir Pertama 
Diawali dengan membaca niat Shalat Jenazah misalnya: “Usholly’ ala hadza/ hadzihi al mayyiti arba’ah takbiran lillahi ta’ala Allahuakbar“

Catatan : Jika mayat laki-laki di baca hadza dan jika mayat perempuan dibaca hadzihi dan jika mayatnya tidak jelas karena mempunyai 2 dua alat kelamin atau telah melakukan operasi plastik, maka yang bersangkutan mengikuti unsur jenis kelamin yang lebih dominan secara alami semasa ia hidup.


2. Takbir ke dua
Setelah membaca surat Alfatikhah, tangan diangkat untuk takbir kedua, kemudian membaca shalawat Nabi antara lain :

Allahumma shalli wasallim ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi wa sallam.
    

   3.  Takbir ke Tiga
Setelah membaca shalawat kepada Nabi tangan di angkat untuk takbir ke tiga. Setelah itu di baca do’a untuk almarhum/mah yang redaksinya sbb :

Allohummaghfir li hayyina wa mayyitina wa shahidina wa ghaibina wa Shaghirina wa kabirina, wa dzakirina wa utsana, innaka ta’lamumushobana wa matsasana innaka ala kuli syai’in Qodir.            

Allahumma man ahyataitahu minna fa ahyihi alaisallam wa man

Tawaffaitahu minna fa tawaffahu ‘ala iman.

Allahumma innahu abduka wa ibnu ummatika, nazalla bika wa anta khoiru munzalin bihi wala nalamu illa khoiran.

Allahumma in kana muhsinan fa jirhu bi ikhsanihi wa in kana

Fa tajawaznahu.            

Allahumma la tahrimna ajrahu wala taftina ba’dahu.

Artinya :
Ya Allah baik semasih kami hidup atau sesudah meninggal baik dosa yg tampak maupun yang tersembunyi, baik dosa di masa kecil kami maupun setelah dewasa, baik kami sebagai perempuan atau laki-laki, Engkaulah zat yang Mah Tahu apa yang masih dan sedang dalam proses maupun yang sudah permanendi dalam diri kami, Engkaulah yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu. Ya Alloh terhadap hambamu yang masih hidup berikanlah kehidupan secara islami, dan terhadap hambamu yang sudah Engkau panggil,panggilah dalam keadaan iman. Ya Allah sesungguhnya dia adalah hambamu dan anak dari hambamu, dia menuju Engkau dan Engkaulah tempat tujuannya yang terbaik. Kami tiada mengetahuinya Kecuali kebaikannya. Ya Allah jika hambamu itu tergolong baik, balaslah kabaikannya. Jika ia berbuat salah terimalah ia disisi-MU. Ya Allah kiranya engkau tidak menyia-nyiakan kebajikannya dan tidak pula menimbulkan Fitnah di antara kami sesudah kepergiannya.

4. Takbir ke Empat

Setelah membaca do’a–do’a untuk jenazah maka tangan di angkat untuk takbir yang ke empat, kemudian membaca salam pertama sambil menurunkan tangan kanan dan menoleh kesebelah kanan sambil membaca.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, kemudian menoleh ke kiri sambil menurunkan tangan kiri dan membaca.
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Setelah salam dianjurkan berdo’a, antara lain dengan redaksi do’a yang sering di baca Nabi didepan Jenazah.

Allahummaghfir lahu (ha) warhamhu (ha) wa’afihi (ha) wa’fuanhu (ha) wa akrim nuzullahu (ha) wa rusi madkhollahu (ha) wa aghsilhu (ha) bil ma’i watsalji wal bardi wanaqqihi (ha) minal khotoya kawa naqqaitast tsauba abyadh mindonasi wa abdilhu (ha) daran khairan min darihi (ha) wa ahlan khoiran min ahlihi (ha) wa zaujan khairon min zaujihi  (ha) wa a’idzhu (ha) min adzabil qobri wa min adzabinar.

Ya Allah ampunilah dan rahmatilah dia dan maafkanlah seluruh dosa-dosanya, muliakanlah kepergiannya, lapangkanlah tempat tinggalnya bersihkanlah dengan air salju atau es dan bersihkanlah dari segala dosa sebagaimana bersihnya pakaian putih dar kotoran, berikanlah tempat yang lebih baik dari tempat semula suasana pasangan yang lebih baik dari sebelumnya dan selamatkanlah dia dari siksa kubur


Ringkasan Tata Cara Shalat Mayit lainnya


  1. Imam berdiri di posisi kepala mayit laki-laki dan posisi pertengahan mayit wanita
  2. Takbir 4x – 5x atau 9x
  3. Takbir pertama mengangkat ke dua tangan
  4. Lalu letakan tangan diatas dada, tangan kanan di atas tangan kiri nempel di dada.
  5. Kemudian membaca surat Alfatihah dan satu surah
  6. Bacaannya pelan
  7. Lalu takbir kedua baca shalawat Nabi Saw
  8. Lalu takbir ke tiga baca Do’a

“Allahumma abduka wabna amatika ahyaja ila rahmatika wa anta ghoniyyu an adzabihi in kana muhsinan farid fi hasanaati saayyian fatajawaja ‘an sayyiathi."

Artinga : Ya Allah ini adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu ia memerlukan rahmat-Mu. Engkau berkuasa untuk tidak menyiksanya jika ia baik tambahkanlah kebaikannya Jika ia jahat maka maafkanlah kejahatannya

  1. Baca Salam
  2. Tidak boleh shalat pada waktu-waktu terlarang
  • pada saat terbit matahari
  • tatkala matahari pas di tengah (pertengahan)
  • Tatkala terbenam matahari
  1. Bacaan meletakan mayat
  • Bissmillah wa’ala sunnati Rasulillah shalallahu alaihi wasalam atau.
  • Bissmill wa ala milati Rasulillahi shalallahu alaihi wa sallamma (aku meletakannya dengan nama Allah dan menurut milah (agama Rasullullah saw



No comments:

Post a Comment