Drop Down Menu

Thursday 25 September 2014

Al-Mukmin



“Dialah Allah. Tidak ada ilah yang patut diibadahi kecuali Dia. Dialah Al-Malik, Al-Quddus, As-Salaam, Al-Mukmin, Al-Muhaimin, Al-Aziz, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir. Maha suci Allah dari Apa yang mereka persekutukan.” QS Al-Hasyr: 23)

Makna Al-Mukmin

Secara bahasa Al-Mukmin berarti at-Tasdiq (pembenaran) dan al-Amaan (memberi rasa aman), yang merupakan lawan kata dari Al-Ikhafah (memberi rasa takut). (Lisanul ‘Arab 1/140-141)

Secara istilah nama memiliki dua makna:
  1. Al-Mukmin adalah Dzat yang memberikan keamanan kepada hamba-hamba-Nya sehingga mereka merasa aman. Tak ada sedikitpun perasaan khawatir Allah akan mendzalimi mereka. Ad-Dhahak meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata: “Al-Mukmin bermakna para hamba merasa aman dari kekhawatiran Allah mendzalimi mereka”. Ibnu Jarir At-Thabari mengatakan: “Al-Mukmin adalah Dzat yang memberikan rasa aman pada hamba-Nya dari kedzaliman-Nya”. Beliau menyandarkan pernyataan ini kepada Qatadah (Tafsir At-Thabari juz 28/36)
  2. Al-Mukmin adalah Dzat yang membenarkan. Pembenar bagi kebenaran dakwah para Rasul dengan menampakkan sekian banyak mukjizat, melalui tangan-tangan para Rasul. Allah adalah pembenar bagi orang-orang beriman dengan memberikan pertolongan dan pahala kepada mereka. Sekaligus Allah adalah Pembenar yang menegaskan bahwa orang-orang kafir berada dalam kebatilan. Hal ini dibuktikan dengan adzab-adzab yang ditimpakan kepada mereka. Pendapat ini merupakan pendapat Asy-Syaukani dalam Fathul Qadir (juz 5/207). Pendapat ini juga dikemukakan oleh Al-Alusiy (Ruhul Ma’ani 28/63) dan Syeikh Abdurrahman As-Sa’diy dalam Tafsirnya (5/301). 

Pelajaran apa yang bisa dipetik?

  1. Perintah untuk tetap teguh di atas kebenaran. Jangan sekali berkompromi dengan kebatilan sedikitpun. Jangan takut menghadapi celaan dan ancaman. Sebab kebenaran adalah dari Allah dan Dialah yang akan memenangkan kebenaran itu. Allah juga telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman kemenangan. Happy Ending adalah milik orang-orang yang beriman, meski jalan menuju itu berliku-liku. Ujian yang mereka hadapi semata-mata merupakan pembukti keimanan mereka. Inilah konsekuensi nama Allah Al-Mukmin. Hal ini dinyatakan Allah dalam banyak ayat-Nya diantaranya: “Maka ketika para Rasul telah berputus asa dan yakin bahwa mereka telah didustakan. Dalanglah pertolongan kepada mereka. Kami selamatkan siapa yang Kami kehendaki. Adzab Kami sekali-kali tak dapat ditolak dari para pelaku dosa.” (QS Yusuf: 110)
  2. Menyeimbangkan antara harapan pada rahmat Allah dengan rasa takut akan adzab Allah. Sebab harapan yang berlebihan akan menjadikan kita lalai. Hingga kita pun mudah terjerumus kepada perbuatan dosa. Sebaliknya rasa takut yang mendominasi akan menjadikan berputus asa dari rahmat-Nya.
  3. Seorang mukmin adalah orang yang senantiasa memberikan rasa aman kepada mukmin lainnya. Rasulullah bersabda: “Allah sekali-kali tak memberi keamanan, Allah sekali-kali tak memberi keamanan, Allah sekali-kali tak memberi keamanan”. Para sahabat bertanya: “Siapa itu ya Rasulullah?”. Rasul menjawab: “Seseorang yang tetangganya tak pernah merasakan aman dari kejahatan-Nya.” (HR Bukhari).

Wallahul Musta’an.



*diambil dari Muthola’ah Majalah Taujih Edisi Mei 2014

No comments:

Post a Comment