Penyunting: Khoiru da’i
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita, Nabi Muhammad saw, beserta para keluarganya juga orang-orang yang senantiasa istiqomah berada di atas jalan-Nya. Pada kesempatan kali ini kita akan mengangkat tema tentang sifat sombong. Makalah ini kita sarikan dari kumpulan khutbah Syeikh Abdul Muhsin Muhammad Qosim.
Ayyuhal Muslimun...!
Akar dari segala macam akhlaq buruk adalah kesombongan. Kesombongan adalah sifat iblis. Karena sifat tersebut ia merasa iri terhadap Adam as. Bahkan, karena sifat tersebut dia enggan tunduk dan patuh kepada perintah Allah swt. Allah berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Al Baqarah: 34)
Karena sifat sombong pula orang-orang Yahudi enggan beriman kepada Nabi Muhammad saw. Meskipun mereka telah melihat tanda-tanda kenabian pada dirinya. Sifat itulah yang membutakan mata Kaum Qurays untuk menerima hidayah. Allah berfirman:
“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereke: “Laa ilaaha illallah” (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.” (Ash Shaffat: 35)
Sifat itulah akar dari dosa Bani Israil terhadap nabi-nabi mereka. Allah berfirman:
“Apakah setiap datang kepada kalian seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginan kalian lalu kalian menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kalian dustakan dan beberapa orang (yang lain) kalian bunuh?” (Al Baqarah: 87)
Sombong juga salah satu sifat orang munafik. Allah swt berfirman:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri. (Al Munafiqun: 5)
Bukankah kaum Nuh diazab juga salah satunya karena sifat ini. Allah swt berfirman:
“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (Nuh: 7)
Bukankah sifat angkuh yang menyebabkan Fir’aun dan tentaranya dibinasakan juga karena sifat ini. Allah berfirman:
“Dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami. Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim”. (Al Qashash: 39-40)
Demikian pula apa yang terjadi dengan kaum Aad ketika mereka menyombongkan diri dan tidak mau tunduk menyembah Allah, sebagaimana diceritakan Al Quran:
“Adapun kaum ‘Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: “Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami. Adapun kaum ‘Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: “Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami.” (Fushilat: 15-16).
(Bersambung, Insya Allah)
*diambil dari Mimbar Ulama Majalah Taujih Edisi Mei 2014
No comments:
Post a Comment