Drop Down Menu

Friday 31 October 2014

Pesan Moral (Bagian Pertama)

Edisi 47 Tahun XXIII – Dzulhijjah 1435 H / Oktober 2014 M



Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Ali Imran: 31)

Media sosial seperti facebook, twitter, whatsapp, BBM bisa kita gunakan untuk menyebar fitnah, berita bohong hingga kebencian dan permusuhan. Namun, sangat bisa kalau kita mau menggunakannya untuk bisnis, menginformasikan kebaikan hingga menyampaikan pesan-pesan moral yang memotivasi dan menginspirasi. Saya berusaha melakukannya untuk yang kedua ini. Karenanya tulisan ini dengan sedikit penyempurnaan adalah kumpulan dari pesan moral yang sudah saya sebarluaskan melalui media sosial dan banyak orang yang sudah ikut menyebarluaskannya juga untuk komunitas masing-masing.

Thursday 30 October 2014

Hukum Tidur di Tengah Khutbah Jumat

Kita sering lihat kelakuan sebagian jamaah shalat Jumat seperti itu. Ngantuk berat memaksa mereka tidur di tengah khutbah Jumat. Bagaimana pandangan fikih mengenai fenomena ini?

Yang jelas tidak boleh sengaja tidur di tengah-tengah khutbah Jumat. Yang diperintahkan ketika imam menyampaikan khutbah adalah diam. Sebagian ulama melarang untuk duduk sambil memeluk lutut saat Jumatan. Di antara alasannya karena dikhawatirkan akan tertidur, sehingga wudhunya batal lalu tidak sampai mendengar khutbah.

Wednesday 29 October 2014

Orang Paling Kaya

Siapakah orang yang paling kaya di dunia saat ini?

“Yang punya perusahaan Microsoft; Bill Gates!” Mungkin inilah jawaban yang terlontar, andaikan salah seorang dari kita dihadapkan pada pertanyaan di atas. Atau bisa jadi jawabannya, “Pemain bola anu!” atau “Artis itu!”

Berbagai jawaban di atas barangkali akan sangat dianggap wajar karena barometer kekayaan di benak kebanyakan orang saat ini diukur dengan kekayaan harta duniawi. Padahal, jika menggunakan barometer syariat, bukan merupakan hal yang mustahil bahwa kita pun amat berpeluang untuk menjadi kandidat orang paling “kaya”!

Tuesday 28 October 2014

Gupak Pulute, Ora Mangan Nangkane


Alhamdulillâh, wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillah…

Kalau diterjemahkan secara harfiah, pepatah jawa di atas artinya: terkena getahnya (pulut) tidak makan nangkanya. Pada masa nangka belum dijual di supermarket dalam kemasan “siap makan”, jika kita ingin makan nangka maka harus berjuang dulu. Membuka buahnya yang besar, kemudian melepas isi yang dapat kita makan. Kita tidak akan pernah makan nangka tanpa “gupak pulut”nya dulu. Adapun membersihkan “pulut” (getah) harus pakai minyak kelapa, kemudian dibilas pakai sabun.

Adapun secara luas, pepatah Jawa ini ingin menunjukkan sebuah peristiwa atau kiasan yang menggambarkan akan kesialan seseorang, karena ia tidak menikmati hasil pekerjaannya, tetapi justru menerima resiko buruknya.

Monday 27 October 2014

Bolehkah Puasa 10 Muharram (Asyura) Tanpa Puasa Tanggal 9?

Kita sudah mengetahui keutamaan puasa Asyura. Namun ada keutamaan jika mengikutkan dengan puasa Tasu’ah yaitu puasa pada tanggal 9 Muharram di antara tujuannya adalah untuk menyelisihi Yahudi. Bagaimana jika puasanya hanya sehari, tanggal 10 Muharram saja?

Puasa Tanggal 9 (Tasu’ah) dan 10 Muharram (Asyura)

Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Sunday 26 October 2014

Kekeliruan dalam Menyambut Awal Tahun Baru Hijriyah

Sebentar lagi kita akan memasuki tanggal 1 Muharram. Seperti kita ketahui bahwa perhitungan awal tahun hijriyah dimulai dari hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Lalu bagaimanakah pandangan Islam mengenai awal tahun yang dimulai dengan bulan Muharram? Ketahuilah bulan Muharram adalah bulan yang teramat mulia, yang mungkin banyak di antara kita tidak mengetahuinya. Namun banyak di antara kaum muslimin yang salah kaprah dalam menyambut bulan Muharram atau awal tahun. Silakan simak pembahasan berikut.

Saturday 25 October 2014

Bulan Muharram Dan Puasa Muharram

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Bulan ini disebut oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Syahrullah (Bulan Allah). Tentunya, bulan ini memiliki keutamaan yang sangat besar.

Di zaman dahulu sebelum datangnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bulan ini bukanlah dinamakan bulan Al-Muharram, tetapi dinamakan bulan Shafar Al-Awwal, sedangkan bulan Shafar dinamakan Shafar Ats-Tsani. Setelah datangnya Islam kemudian Bulan ini dinamakan Al-Muharram.1

Friday 24 October 2014

Hukum Puasa di Awal dan Akhir Tahun Hijriyah

Kita tahu bahwa amalan puasa adalah amalan yang mulia. Namun pensyariatan puasa tersebut tentu saja harus mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di samping kita harus ikhlas dalam beribadah agar puasa kita diterima di sisi Allah. Lantas bagaimana jika amalan yang kita lakukan tanpa dasar atau dalilnya lemah sehingga tidak bisa dijadikan hujjah (pendukung)? Tentu saja amalan tersebut tidak bisa kita amalkan dan kalau tetap diamalkan akan tertolak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)

Amalan yang satu ini yaitu puasa di akhir tahun (29 atau 30 Dzulhijjah) dan awal tahun hijriyah (1 Muharram) adalah amalan yang saat ini tersebar di tengah-tengah kaum muslimin. Bagaimana tinjauan Islam akan puasa ini? Apakah benar dianjurkan?

Mewujudkan Komitmen Tertinggi



Edisi 46 Tahun XXIII – Dzulhijjah 1435 H / Oktober 2014 M


Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh
(QS Al Hajj [22]: 27)

Rasa syukur kembali kita tunjukkan kepada Allah swt, pagi ini bersama sekitar tiga juta jamaah haji, kita laksanakan shalat Idul Adha, sesudah ini kitapun akan melakukan penyembelihan hewan qurban, semuanya adalah dalam rangka meningkatkan kedekatan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt sebagaimana firman-Nya:

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Hajj [22]: 37).

Thursday 23 October 2014

Hadits Menjenguk Orang Sakit



Rasulullah SAW bersabda:
Barang siapa membesuk orang sakit, maka dia telah masuk di dalam rahmat Allah, sehingga apabila dia duduk maka dia telah menetap dalam rahmat tersebut”. 
(HR. Bukhori)




*diambil dari Buletin Al Iman (telagainsanberiman@gmail.com)

Tata Cara Sujud Tilawah

Pertanyaan

Assalamualaikum Wr. Wb,
Ada satu hal yang ingin saya tanyakan mengenai tata cara sujud tilawah. Sebenarnya bagaimana cara sujud tilawah yang benar, yaitu ketika sampai kata “sujud” atau harus menyelesaikan sampai akhir ayat, baru sujud?

Wednesday 22 October 2014

Mahabarata di Rumah Kita

Islamedia.co - Sungguh tak layak bagi keluarga muslim untuk menyetiakan diri di depan layar televisi sambil bersimpuh khusyu’ menonton Mahabarata, Khrisna, Mahadewa, dan sejenisnya yang merupakan parade kisah sesembahan-sesembahan orang musyrik. Ini adalah virus akidah yang tak layak berakar di beranda rumah seorang muslim yang meyakini hanya Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang berhak disembah dengan benar.

Sungguh kisah-kisah fiktif yang merupakan rentetan kisah yang mereka dewakan bukanlah nutrisi, madu atau susu yang harus disuplai di hadapan anak-anak termasuk di hadapan orang tua sendiri. Suapan-suapan kisah yang ada justru akan menjadi virus yang akan menghantam jantung akidah seorang muslim.

Tuesday 21 October 2014

Tinggal di Rumah Hantu, Siapa Mau?

Alhamdulillâhi wahdah, wash shalalâtu was salâm ‘alâ rasûlillâh.

Siapapun menginginkan memiliki rumah yang tentram dan nyaman. Sayangnya, dalam usaha untuk mewujudkan hal tersebut, kebanyakan orang baru sekedar melakukan hal-hal yang bersifat duniawi belaka. Yakni dengan mendirikan bangunan yang megah dan melengkapinya dengan seabreg fasilitas penunjang. Selama tidak berlebihan, sebenarnya hal itu boleh-boleh saja. Namun yang memprihatinkan, mereka lupa bahwa inti kenyamanan dan ketentraman rumah sebenarnya justru bersumber dari ketenangan hati penghuninya. Yang itu akan dicapai manakala mereka rajin beribadah dan memanfaatkan tempat tinggalnya untuk hal-hal yang diridhai Allah.

Apa saja yang perlu kita lakukan di rumah kita, supaya tempat tinggal tersebut nyaman dan damai? Juga agar rumah kita tidak menjadi tempat favorit para setan dan ‘hantu’?

Dokumentasi Kegiatan Idul Adha 1431 H

Berikut ini adalah Dokumentasi Kegiatan Idul Adha 1431H yang dilaksanakan oleh Musholla Al Hidayah:

Monday 20 October 2014

Potret Suami Ideal Dalam Rumah Tangga

Menjadi suami dan bapak ideal dalam rumah tangga? Tentu ini dambaan setiap lelaki, khususnya yang beriman kepada Allah Ta’ala dan hari akhir. Dan tentu saja ini tidak mudah kecuali bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala.


Sosok kepala rumah tangga ideal yang sejati, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda:


«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى»


Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluargaku1.


Sunday 19 October 2014

Tatkala Istri Tidak Taat Suami

Apa yang mesti dilakukan suami ketika istri tidak lagi taat atau patuh padanya atau istri melakukan nusyuz?

Nusyuz secara bahasa berarti tempat yang tinggi (menonjol). Sedangkan secara istilah nusyuz berarti istri durhaka kepada suami dalam perkara ketaatan pada suami yang Allah wajibkan, dan pembangkangan ini telah menonjol.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Nusyuz adalah meninggalkan perintah suami, menentangnya dan membencinya” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4: 24).
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa yang dimaksud nusyuz adalah wanita keluar dari rumah suaminya tanpa ada alasan yang benar.

Sedangkan ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa nusyuz adalah keluarnya wanita dari ketaatan yang wajib kepada suami. (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 40: 284). Ringkasnya, nusyuz adalah istri tidak lagi menjalankan kewajiban-kewajibannya. Silakan merujuk kembali pada bahasan kewajiban istri.

Saturday 18 October 2014

Pendidikan Anak, Tanggung Jawab Siapa?

Kita yang sudah menjadi orang tua tentu senantiasa berharap, berdo’a dan berusaha semaksimal mungkin agar anak-anak kita kelak menjadi anak-anak yang shalih, anak-anak yang bermanfaat. Namun siapa yang bertanggung jawab menjadikan mereka anak shalih, apakah orang tua? Ataukah sekolah dan para gurunya?

Beruntungnya Orang Tua Yang Memiliki Anak Shalih

Sungguh beruntung dan berbahagialah orang tua yang telah mendidik anak-anak mereka sehingga menjadi anak yang shalih, yang selalu membantu orang tuanya, mendo’akan orang tuanya, membahagiakan mereka dan menjaga nama baik kedua orang tua. Karena anak yang shalih akan senantiasa menjadi investasi pahala, sehingga orang tua akan mendapat aliran pahala dari anak shalih yang dimilikinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631).

Friday 17 October 2014

Petaka Lidah



Volume 8 Nomor 2 Tahun ke-9

Allah swt telah menganugerahkan kepada hamba-Nya kenikmatan yang luar biasa besarnya. Di antara kenikmatan yang paling besar setelah nikmat Islam adalah nikmat berbicara dengan lisan. Lisan ibarat pedang yang mempunyai dua mata sisi yang teramat tajam, jika digunakan dalam ketaatan kepada Allah swt seperti membaca Al-Quran, memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran, membela orang yang terzhalimi, dll. Maka hal ini dituntut terhadap setiap muslim dan ini merupakan bentuk syukurnya hamba terhadap nikmat lisan.

Namun, jika lisan digunakan dalam ketaatan terhadap setan dan bala tentaranya seperti
memecah belah persatuan umat muslimin, berdusta, bersumpah palsu, berbuat ghibah, namimah (mengadu domba), menjatuhkan kehormatan kaum muslimin, dan semua yang diharamkan Allah swt dan Rasul-Nya saw, maka hal ini terlarang (haram) dan merupakan kekafiran terhadap nikmat Allah swt.

Thursday 16 October 2014

Inilah Temanmu Dalam Kubur

Islamedia.co

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

 يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ 

"Yang mengikuti mayit ke kuburnya ada tiga, lalu dua kembali dan yang tinggal bersamanya hanya satu; yang mengikutinya adalah keluarganya, hartanya dan amalnya, lalu kembali keluarga dan hartanya, dan yang tinggal hanya amalnya." [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu] 

Puasa Senin Kamis

Salah satu puasa yang disunnahkan lagi adalah puasa Senin Kamis. Puasa ini dilakukan pada setiap pekan di dua hari tersebut. Keutamaannya bisa menghapus kesalahan dan meninggikan derajat, serta memang dua hari tersebut adalah saat amalan diangkat di hadapan Allah sehingga sangat baik untuk berpuasa saat itu.

Dalil Pendukung

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai no. 2362 dan Ibnu Majah no. 1739. All Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Friday 10 October 2014

ASBABUN NUZUL HAJI (Bagian Dua)

Edisi 45 Tahun XXIII – Dzulhijjah 1435 H / Oktober 2014 M


Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(QS Al Baqarah [2]: 199)

Ayat-ayat di dalam Al Quran yang terkait dengan haji sangat penting untuk kita pahami, apalagi bagi para jamaah haji. Hikmah yang besar tentu akan diperoleh bila mempelajari suatu ayat, salah satunya dari sisi sebab diturunkannya. 



Thursday 9 October 2014

Kegiatan Pemotongan Hewan Kurban Idul Adha 1435 H/ 2014 M

Salah satu hewan kurban yang diterima Musholla Al Hidayah
Alhamdulillah, Segala Puji bagi Allah swt atas segala limpahan nikmat, rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Sholawat dan Salam selalu tercurah kepada Rasulullah saw dan keluarganya, para pemimpin umat dan para pengikutnya sampai akhir jaman.

Pada tahun 1435 H /2014 M ini, Musholla Al Hidayah sukses dalam menumbuhkan semangat berkurban warga di lingkungan sekitarnya sehingga terhimpun hewan kurban sebanyak 3 ekor sapi dan 5 ekor kambing.

Persiapan Kegiatan Hari Raya Idul Adha 1435 H (Update - 04 Oktober 2014)

Tenda/Shelter Hewan Kurban Musholla Al Hidayah

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh,

Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1435 H yang Insya Allah jatuh pada hari Minggu, 05 Oktober 2014 maka Musholla Al Hidayah Cipinang berencana akan mengadakan penerimaan hewan kurban. Sehubungan dengan hal tersebut, Musholla Al Hidayah Cipinang mengajak kepada warga sekitar Musholla Al Hidayah dan masyarakat umum yang berniat untuk menyalurkan hewan kurban agar menghubungi para pengurus musholla.

Adapun untuk hewan kurban yang diterima oleh panitia adalah sebagai berikut:

  1. Kambing/ Domba atau uang sebesar Rp. 2.000.000,- (termasuk biaya potong)
  2. Sapi atau uang sebesar Rp. 2.000.000,- dengan kuota 7 orang atau Rp. 14.000.000.-
Untuk teknis penerimaan hewan kurban bisa konsultasikan dengan pihak pengurus musholla agar kebutuhan pakan dan kandangnya bisa dipersiapkan terlebih dahulu.

Tuesday 7 October 2014

Dokumentasi Idul Adha 1435 H

Berikut ini adalah Dokumentasi Kegiatan Penyembelihan Hewan Kurban Idul Adha 1435 H yang diselenggarakan oleh Musholla Al Hidayah.



Bolehkah Kurban dengan Kambing Betina?

Bolehkah kurban dengan kambing betina atau sapi betina? Apakah memang harus selalu jantan baik dalam kurban maupun aqiqah (akikah)? Sebagian orang berpendapat bahwa hal ini tidak dibolehkan. Namun tentu saja rujukan kita bukan apa pendapat orang. Semuanya dikembalikan pada dalil dan perkataan ulama.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap bahimatul an’am (binatang ternak) yang telah direzkikan Allah kepada mereka” (QS. Al Hajj: 34).

Hukum Arisan Kurban dan Berutang untuk Kurban

Bolehkah berutang untuk kurban? Seperti yang dilakukan oleh orang saat ini dengan arisan kurban. Karena arisan sama saja dengan berutang.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.” (QS. Al Hajj: 36).

Monday 6 October 2014

Cacat Hewan Kurban yang Membuat Tidak Sah

Ada empat cacat yang membuat hewan kurban tidak sah: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit dan tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-sampai tidak punya sumsum tulang. Kalau dianggap tidak sah, berarti statusnya cuma daging biasa, bukan jadi kurban.

Hal inilah yang disebutkan oleh Ibnu Hajar selanjutnya pada kajian Bulughul Marom.

Dalam hadits no. 1359, disebutkan,

 
وَعَنِ اَلْبَرَاءِ بنِ عَازِبٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ: – “أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي اَلضَّحَايَا: اَلْعَوْرَاءُ اَلْبَيِّنُ عَوَرُهَا, وَالْمَرِيضَةُ اَلْبَيِّنُ مَرَضُهَا, وَالْعَرْجَاءُ اَلْبَيِّنُ ظَلْعُهَا وَالْكَسِيرَةُ اَلَّتِي لَا تُنْقِي” – رَوَاهُ اَلْخَمْسَة ُ . وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّان َ

Dari Al Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, “Ada empat cacat yang tidak dibolehkan pada hewan kurban: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit dan tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-sampai tidak punya sumsum tulang.” Dikeluarkan oleh yang lima (empat penulis kitab sunan ditambah dengan Imam Ahmad). Dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban.

Cacat Hewan Kurban yang Makruh


Setelah mengetahui cacat hewan kurban yang membuat tidak sah, lalu kriteria umur hewan kurban, untuk kali ini Rumaysho.Com akan menyampaikan mengenai cacat hewan kurban yang dimakruhkan. Cacat yang makruh tetap harus dihindari demi semakin menyempurnakan taqorrub (pendekatan) diri pada Allah Ta’ala.

Dalam Bulughul Marom hadits no. 1361 disebutkan hadits berikut:

وَعَنْ عَلِيٍّ – رضي الله عنه – قَالَ: – أَمَرَنَا رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَنْ نَسْتَشْرِفَ اَلْعَيْنَ وَالْأُذُنَ, وَلَا نُضَحِّيَ بِعَوْرَاءَ, وَلَا مُقَابَلَةٍ, وَلَا مُدَابَرَةٍ, وَلَا خَرْمَاءَ, وَلَا ثَرْمَاءَ” – أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ, وَالْأَرْبَعَة ُ. وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِم

Dari ‘Ali bin Abi Thalib, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan kepada kami supaya memperhatikan mata dan telinga (hewan kurban), agar jangan sampai yang jadi hewan kurban adalah yang buta sebelah, jangan sampai yang jadi hewan kurban adalah muqobalah (yang terpotong telinganya dari depan), atau pula mudabarah (yang terpotong telinganya dari belakang), atau jangan sampai telinganya berlubang, dan jangan pula gigi depannya ompong. Diriwayatkan oleh Ahmad dan penulis kitab sunan yang empat (Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan An Nasai). Imam Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim menshahihkannya.

Jatah Khusus Panitia Kurban

Dari tradisi yang selama ini berjalan, panitia kurban yang statusnya dianggap sebagai wakil shohibul kurban biasa mendapatkan jatah khusus dari hasil kurban (kurban). Entah bentuknya adalah dengan dilebihkan jatah dagingnya. Misal, warga lain mendapatkan 1 kg, maka panitia sengaja diberikan 2 kg. Ada juga yang bentuknya, panitia secara khusus dibuatkan makan siang, tidak bersama warga lain. Hal ini pun telah dibahas oleh Rumaysho.Com sebelumnya. Dan kali ini ada ralat yang perlu disampaikan kepada pembaca sekalian. 


Dibolehkan Mewakilkan Kurban pada Suatu Kepanitian


وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ – رضي الله عنه – قَالَ: – أَمَرَنِي اَلنَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – أَنَّ أَقْوَمَ عَلَى بُدْنِهِ, وَأَنْ أُقَسِّمَ لُحُومَهَا وَجُلُودَهَا وَجِلَالَهَا عَلَى اَلْمَسَاكِينِ, وَلَا أُعْطِيَ فِي جِزَارَتِهَا مِنْهَا شَيْئاً – مُتَّفَقٌ عَلَيْه

Dari ‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan padaku untuk mengurus unta (unta hadyu yang berjumlah 100 ekor, -pen) milik beliau, lalu beliau memerintahkan untuk membagi semua daging kurban, kulit dan jilalnya (kulit yang ditaruh di punggung unta untuk melindungi diri dari dingin) untuk orang-orang miskin. Dan aku tidak boleh memberikan bagian apa pun dari hasil kurban kepada tukang jagal (sebagai upah).” Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 1707 dan Muslim no. 1317). 

Anakku Meninggal Dunia, Namun Belum Di Aqiqahi?

Pertanyaan:

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Pak ustad saya mau bertanya soal masalah akikah, kalau anak yang meninggal usia 10 hari setelah lahiran apakah perlu di aqiqahin apa tidak? karena saya bingung ada yang bilang di aqiqahin ada yang bilang tidak perlu, lalu kalau anak yang sudah meninggal apa benar nantinya yang akan menyelamatkan kedua orangtuanya di akherat kelak ?
terima kasih atas perhatiannya ya pak ustad.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Sunday 5 October 2014

Tidak Jadi Safar Karena Kehabisan Tiket

Pertanyaannya:

Ustadz, ketika liburan kemarin kami mau pulang ke rumah di daerah Bekasi. Kami sudah niat untuk safar hari itu dan kami pun sepakat untuk menjamak sholat dhuhur dan ashar, setelah sampai Solo ternyata tiketnya sudah habis maka kami tidak jadi berangkat dan memutuskan balik ke pondok lagi. Lalu, status sholat jamak kami tadi sah tidak? Apakah nanti ketika datang waktu shalat ashar kami sholat lagi?

Sudah Dewasa Belum Diaqiqah, Lebih Utama Qurban atau Aqiqah yang Tertunda?

Pertanyaan:


Assalamu’alaikum wr wb..

Ustad, saya berumur 22 th, saya belum di aqiqah kan oleh orang tua saya. Mana yang lebih utama untuk saya, aqiqah atau qurban? 
catatan dg biaya sendiri. saya belum berqurban.

Wassalamu’alaikum wr wb..

nilmi

Berkurban untuk Orang Tua Yang Sudah Meninggal

Pertanyaan:


Assalamu’alaikum wr. wb.
Pak Ustadz yang saya hormati dan semoga selalu dalam lindungan Allah SWT., sehubungan dengan datangnya Hari Raya Idul Qurban, saya ingin menyampaikan pertanyaan sbb.:

1. Bagaimana hukumnya bila saya ingin berkurban seekor kambing untuk (atas nama) kedua orang tua saya yang sudah meninggal?

2. Mana yang lebih utama, berkurban dulu untuk diri sendiri (karena saya belum berkurban) dan berkurban untuk kedua orang tua yang sudah meninggal?

Demikian pertanyaan ini dan atas perhatian Ustadz diucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Chandra

Saturday 4 October 2014

Menakar Keimanan

Oleh: Ust. Oemar Mita, Lc.

Terkadang Iman tidak bisa dilogika oleh hamba. Karena iman bukan terletak pada otak, tetapi ia terletak kepada keyakinan yang tinggi seorang hamba kepada Rabbnya.

Iman itu jalannya keras dan kerikilnya selalu tajam serta menyakiti kaki kehidupan. Tapi bukankah Rabb semesta Alam yang memberikan pertolongan kepada setiap hamba yang beriman secara benar? Karena sungguh pertolongan jauh lebih besar dari ujian yang diberikan kepada insan yang beriman. 


Kualitas Rakyat Pemimpin

Oleh: ust. Qosdi Ridwanullah


Pemilu legislatif telah usai. Dan para caleg yang lolos akan segera menduduki predikat wakil rakyat. Kemudian tak berapa lama lagi akan disusul dengan pilpres. Setelah itu, muncullah presiden baru Indonesia.

Namun apakah munculmya presiden baru memberi harapan khususnya bagi kaum muslimin? Apakah akan muncul pemimpin yang berkomitmen untuk melaksanakan Al Qur’an dan As Sunnah? Apakah para anggota legislatif memiliki komitmen untuk membuat aturan yang berdasarkan ajaran islam?

Nabi Tidak Melakukan Puasa Awal Dzulhijjah, Benarkah?

Benarkah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukan puasa awal Dzulhijjah, yaitu dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah?

Awal Dzulhijjah, Waktu Utama Beramal Shalih

Intinya, awal Dzulhijjah adalah waktu utama untuk beramal shalih. Di antaranya dengan banyak dzikir, bertakbir, dan termasuk pula berpuasa.

Di antara yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah hadits Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 


« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».

“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)

Friday 3 October 2014

Menyesal Membeli Barang

Diasuh Oleh: Ust. Arif Manggala, LC.


 

Pertanyaan:

Ada teman membeli laptop dari saya seharga 6 juta rupiah, kemudian selang beberapa hari kemudian ia datang mengungkapkan keinginannya untuk meminta uangnya kembali dan membatalkan jual belinya dikarenakan ibunya sakit dan uangnya untuk biaya berobat. Boleh tidak yang seperti itu, kemudian sikap saya bagaimana?

Hadits Kewajiban Berlaku Jujur


Mutiara Hadits

Rasulullah SAW bersabda: “Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka”.
(HR. Ibnu Hibban).



*Diterbitkan oleh Buletin Al Iman tanggal 22 Agustus 2014 (telagainsanberiman@gmail.com).

Hukum Puasa Tarwiyah

Adakah tuntunan puasa hari tarwiyah? Hari tarwiyah yaitu tanggal 8 Dzulhijjah.


Dalil Anjuran Puasa Tarwiyah

Dalil yang menjadi pegangan anjuran puasa tarwiyah, 8 Dzulhijjah, 

صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين (أبو الشيخ ، وابن النجار عن ابن عباس)

“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa dua tahun.”
Diriwayatkan oleh Abusy Syaikh dan Ibnu An Najjar dari Ibnu ‘Abbas.

Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih.[1] Asy Syaukani mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih dan dalam riwayatnya ada perowi yang pendusta.[2] Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if (lemah).[3]

Jika hadits di atas adalah dho’if (lemah), maka berarti tidak boleh diamalkan dengan sendirinya.

Thursday 2 October 2014

Bolehkah Bersalaman Dengan Paman?

Pertanyaan:

Assalamualaikum Wr. Wb,
Saya mau tanya bolehkan bersalaman dengan paman dari ayah atau dari ibu kita, mohon penjelasannya pak Ustadz? Terima kasih

Masturbasi oleh Wanita

Pertanyaan:

Assalamualaikum Wr. Wb,

Saya adalah seorang istri, saya sudah 6 bulan menikah dan saat ini suami saya berada di luar kota untuk bekerja, saya ingin melakukan hubungan suami-istri tapi karena suami saya ada di luar kota maka saya kerap melakukan masturbasi karena tidak mampu menahan nafsu saya, berdosakan saya?? Terima kasih

Hadits Mengenai Syair

Mutiara Hadist

Dari Ibnu Umar r.a, Nabi SAW bersabda: “Terpenuhinya perut salah seorang diantara kalian dengan nanah, lebih baik dari dipenuhinya dengan syair.” 
(HR. Bukhari)



*Diterbitkan oleh Buletin Al Iman tanggal 15 Agustus 2014 (telagainsanberiman@gmail.com).

Wednesday 1 October 2014

Menanggung Dua Anak Perempuan

Mutiara Hadist

Rasululah SAW bersabda: Barangsiapa merawat (menanggung) dua anak perempuan sehingga dewasa, maka saya dan dia akan masuk surga seperti dua jari ini 
 (red- telunjuk dan jari tengah)”. 
(HR. Bukhori)




*Diterbitkan oleh Buletin Al Iman tanggal 29 Agustus 2014 (telagainsanberiman@gmail.com).

Mahar Di Pinjam Suami

Pertanyaan

Assalamualaikum Wr. Wb,

Pak Ustadz saya mau tanya bagaimana dalam Islam jika mas kawin dipinjam suami untuk membayar DP Rumah dan suami berjanji akan menggantinya. Tapi hingga kini 6 tahun kami menikah suami belum menggantinya padahal sudah saya ingatkan, padahal suami saya mampu untuk menggantinya karena alhamdulillah kehidupan ekonomi kami sudah lebih baik dari kehidupan kami diawal menikah. Saya tidak bisa mengikhlaskannya karena saya merasa itu adalah hak saya. Terima kasih. Wassalam.