Do’a orang tua yang baik dan jelek, kedua-duanya bisa terkabul.
Terutama do’a jelek yang mesti diperhatikan karena jika anak tidak
memperhatikan hal ini, ia bisa celaka karena do’a ortunya. Hal ini juga
menunjukkan bahwa seorang anak sudah semestinya memuliakan dan
menghormati kedua orang tuanya sehingga tidak sampai terkena do’a jelek
mereka.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ
دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ
الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ
وَلَدِهِمَا
“Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan
lagi, yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian dan doa
kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.” (HR. Abu Daud no. 1536, Tirmidzi no. 1905 dan Ibnu Majah no. 3862. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Hadits ini disebutkan pula oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 32).
Dalam hadits di atas disebutkan mengenai tiga orang yang mustajab do’anya:
1- Do’a orang
yang terzholimi. Meskipun yang terzholimi adalah orang fajir (penuh
maksiat), maka itu pun bisa mustajab. Sedangkan kefajirannya kembali
pada dirinya. Begitu pula yang terzholimi di sini orang kafir, juga bisa
terkabul.
2- Do’a seorang musafir (yang
melakukan perjalanan jauh) dalam safar yang sifatnya boleh, bukan safar
maksiat. Do’a ini mudah dikabulkan karena ketika di perjalanan ia
sungguh-sungguh berharap pada Allah ketika meminta.
3- Do’a jelek
dari orang tua. Jika anak menyakiti orang tua, lalu orang tua memaafkan,
maka berarti urusannya telah selesai. Namun jika orang tua tidak
memaafkan lantas mendo’akan kejelekan, maka do’a jeleknya itu mustajab.
Ini menunjukkan setiap anak tidak boleh menyakiti orang tuanya.
Namun sebagai orang tua pun perlu hati-hati ketika mendo’akan jelek
pada anak. Karena jika ia do’akan jelek pada anaknya, itu bisa terkabul
tanpa ada penghalang. Sebagaimana ada kisah dari Juraij yang do’a jelek
ibunya bisa terkabul. Di mana ibunya berdo’a jelek supaya anaknya
melihat wajah pelacur. Kisah ini dijelaskan oleh Rumaysho.Com pada
artikel Kisah Juraij dan Doa Jelek Ibunya.
Al Munawi rahimahullah berkata, ”Do’a orang yang terzholimi
bisa terkabul karena ia sedang dikuasai kezholiman orang lain. Do’a
musafir bisa terkabul karena keterasingan dan kesendirian dirinya di
perjalanan. Sedangkan do’a orang tua bisa terkabul karena kedudukan orang tua yang mulia.”
Moga kita bisa jadi anak yang berbakti. Moga kita bisa pula memanfaatkan waktu-waktu mustajab untuk berdo’a. Wallahu waliyyut taufiq.
Referensi:
Syarh Shahih Al Adabil Mufrod lil Imam Al Bukhari, Husain bin ’Uwaidah Al ’Uwaisyah, terbitan Maktabah Al Islamiyah, cetakan kedua, tahun 1425 H.
Rosysyul Barod Syarh Al Adabil Mufrod, Dr. Muhammad Luqman As Salafi, terbitan Darud Daa’i, cetakan pertama, tahun 1426 H.
—
@ Pesantren Darush Sholihin, Warak, Girisekar, Panggang-Gunungkidul, 18 Rajab 1434 H
*diambil dari artikel www.rumaysho.com
No comments:
Post a Comment