ALHAMDULILLAH, pujian hanya milik Allah SWT. Dialah Allah,
sebaik-baiknya pelindung dan tak ada satupun yang dapat menandingi-Nya.
Shalawat dan salam untuk Nabi dan Rasul akhir jaman, Muhammad Saw.
Sahabatku, puncak kebahagiaan hidup adalah saat kita memberikan hati
atau cinta kita untuk sesuatu. Baik itu makhluk, harta benda,
popularitas, kekuasaan atau lainnya, kepada Allah, Dzat Yang Maha Kekal.
Dengan cinta yang kita berikan, akan menjadi penuntun ke mana arah yang
akan kita tuju dan menjadi.
Bila kita memberikan hati pada makhluk, maka bersiap-siaplah untuk
kehilangan. Karena makhluk bersifat fana, suatu saat akan sirna. Bila
harta, popularitas atau kekuasaan tempat hati kita bertaut, tunggulah!
Suatu waktu kita akan terhinakannya. Ia akan membawa kita ke titik
nadir, tempat di mana jiwa akan merasakan kegersangan yang tiada kira.
Makhluk, harta benda, popularitas hanya akan membawa kita menjadi
para pencinta dunia. Para pencinta yang mengabdikan dirinya untuk
mengejar dunia dan segala keindahannya. Para pencinta yang merasa bahwa
ia telah mendapatkan kebahagiaan yang menjadi tujuan hidupnya. Namun
hakikatnya, tujuan yang ia kejar adalah tujuan ke lembah kehampaan tanpa
dasar.
Bagaikan Qais yang menjadi majnun (gila) karena cintanya pada Laila.
Qarun yang rela mati tertimbun oleh harta, karena tak rela untuk
meninggalkannya. Atau Fir’aun yang ditelan ganasnya laut merah, karena
egonya akan popularitas dan kekuasaan.
Merekalah para pencinta dunia. Mereka yang namanya masih tergores
dalam lembar sejarah sebagai orang-orang telah terpikat hatinya pada
keindahan cinta dunia. Cinta pada makhluk, harta benda, popularitas atau
kekuasaan.
Tidak cukupkah, para tokoh pencinta dunia itu menyadarkan kita akan
hakikat hidup ini? Masih kurangkah tingkah polah mereka mengajarkan
kita, ke mana hati ini hendaknya kita berikan? Atau kemanakah cinta
harus kita sandarkan, agar tidak goyah saat kaki ini melangkah?
Jika cinta ini kita persembahkan pada Allah, Dzat Yang Maha Kekal, di
mana jiwa kita ada di tangan-Nya, maka keberuntungan akan menyapa dalam
setiap detik kehidupan kita.
Bila setiap waktu, hanya nama-Nya yang kita sebut. Bila setiap saat,
hanya Allah yang menghiasi indahnya lafaz yang tak henti menyebut
nama-Nya. Yakinlah surga telah lebih dahulu hadir mengiringi hidup kita.
Saat cinta pada makhluk, harta benda, popularitas atau kekuasaan
hanya ibarat bunga mimpi yang ada, namun tidak nyata. Maka saat itulah,
kita telah mendeklarasikan kebebasan yang hakiki. Kebebasan untuk
menjadi hamba Allah yang sejati. Para pencinta akhirat.
Saudaraku, ingatkan diri kita akan hakikat hidup di dunia ini. Kita
menjadi hamba Allah bukan hambanya dunia. Dunia adalah pelayan kita,
bukan sebaliknya.
Sumber: Tauhid TV
*diambil dari artikel www.daaruttauhid.org
No comments:
Post a Comment