Drop Down Menu

Monday 8 December 2014

Kiat Mengendalikan Amarah


oleh: KH. Abdullah Gymnastiar

Kemarahan diciptakan oleh Allah SWT di dalam diri manusia sebagai pelengkap yang menjadikan manusia menjadi sempurna. Tapi tidak semua sikap marah itu negatif.  Ada marah yang didasarkan karena ketaatan pada Allah SWT, yaitu ketika melihat terjadinya kekufuran, kemaksiatan, kejahatan dan pembangkangan terhadap Allah SWT, baik yang dilakukan oleh individu maupun suatu kaum, kelompok atau masyarakat. Ada juga marah karena hasutan dan tipu daya syaitan, yaitu dorongan hawa nafsu dan syahwat terhadap hal-hal duniawi. Marah yang seperti ini biasanya terjadi pada orang-orang yang diselimuti ambisi buta untuk mendapatkan kekuasaan, sanjungan, kekayaan materiil dan hal-hal duniawi lainnya.
 
Rasulullah SAW bersabda, 
“Barangsiapa yang mampun menahan marahnya padahal dia mampu menyalurkannya, maka Allah menyeru pada hari kiamat dari atas khalayak makhluk sampai disuruh memilih bidadari mana yang mereka mau.” (HR. Ahmad)
Hadits di atas menunjukkan bahwa amarah memang sesuatu yang selalu ada pada diri manusia yang tidak mungkin bisa hilang.

Lalu, apa yang harus kita lakukan ketika marah melanda?
Marahlah dengan cara yang dicontohkan Rasulullah SAW, yaitu marah yang benar, tegas dan santun.

Bersikaplah tawadlu dan jangan banyak keinginan, karena di saat banyak keinginan, maka banyak kemungkinan kita akan merasakan kekecewaan yang berlanjut pada kemarahan jika keinginan- keinginan kita itu tidak terpenuhi.

Ucapkan “A’udzubillahi minasyaithaanirrahjiim” (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk) karena kemarahan adalah hasutan syaitan.

Diamlah sejenak, jangan bereaksi dulu ketika amarah terasa bergejolak. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila di antara kalian marah maka diamlah. ”Baginda Rasulullah SAW ucapkan sebanyak tiga kali (HR Ahmad).

Sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, 
“Jika salah seorang kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah duduk. Jika masih belum reda marahnya, maka hendaklah berbaring.” (HR Ahmad).
Maksud berbaring adalah ketika amarah masih belum juga reda, carilah situasi yang lebih bisa menenangkan dan menentramkan hati.

Ambil air wudhu, Insya Allah akan menentramkan hati yang panas dibakar amarah.

Cara kita menghadapi orang-orang yang pemarah:

  • Pahami apakah orang ini memang memiliki karakter yang mudah marah atau tidak. Jika sudah karakternya, maka kita bisa menghindari hal-hal yang berpotensi memancing amarahnya.
  • Jangan hadapi orang marah dengan kemarahan. Hadapi dengan sikap tenang dan dengarkan hingga ia berhenti sendiri dan reda kemarahannya.
  • Jadikanlah pelajaran, bahwa seperti itulah buruknya kemarahan dan kita tidak ingin buruk seperti dia.
  • Jika ingin marah untuk membalas, ingatlah sesungguhnya marah akan menimbulkan rasa sakit hati.
  • Jadilah pemaaf. Kemuliaan akan Allah anugerahkan kepada orang-orang yang berlapang dada dengan menjadi orang yang selalu rendah hati dan sadar bahwa segala sesuatu hanyalah titipan Allah SWT.


 *diambil dari artikel www.daaruttauhid.org

No comments:

Post a Comment