Drop Down Menu

Friday, 12 December 2014

Berkorban Demi Agama

Pejuang IslamDahulu ada seorang raja dari kalangan Bani Israil, dia mempunyai seorang ahli sihir. Setelah penyihir itu tua, dia berkata kepada raja, “Sesungguhnya saya telah tua, maka utuslah seorang pemuda kepadaku, saya akan mengajarinya ilmu sihir.” Kemudian raja tersebut mengutus kepadanya seorang pemuda untuk diajarinya.

Dalam perjalanannya pemuda tersebut bertemu seorang pendeta maka dia pun mampir ke tempatnya dan mendengarkan ucapan-ucapannya, ternyata dia kagum kepadanya. Apabila dia datang ke tempat penyihir dia pun melewati tempat pendeta tersebut dan dia mampir ke tempatnya. Selanjutnya apabila dia datang ke tempat penyihir, penyihir tersebut memukulnya. Maka dia mengadukan hal itu kepada pendeta. Pendeta berkata, “Jika kamu takut pada penyihir itu, katakanlah bahwa kamu ditahan oleh keluargamu dan jika kamu takut pada keluargamu, maka katakanlah bahwa kamu ditahan oleh penyihir.”

Ketika dalam keadaan demikian tiba-tiba ada binatang besar yang menghalangi (jalan) manusia. Maka dia berkata, “Pada hari ini saya akan mengetahui, apakah penyihir yang lebih utama ataukah pendeta yang lebih utama? Maka dia mengambil sebuah batu kemudian berkata, “Ya Allah, apabila perkara pendeta itu lebih Engkau cintai daripada perkara penyihir, maka bunuhlah binatang ini sehingga orang-orang banyak dapat berlalu.” Kemudian dia melempar bintang tersebut hingga dia dapat membunuhnya dan orang-orang pun dapat berlalu.

Kemudian dia mendatangi pendeta dan memberitahukan hal tersebut. Pendeta itu berkata, “Hai anakku, kamu sekarang lebih utama daripada aku. Keadaanmu sudah sampai pada tingkat sebagaimana yang saya lihat. Sesungguhnya kamu akan diberi cobaan, maka jika kamu telah mendapat cobaan itu, maka janganlah kamu menunjukkan aku.” Maka pemuda itu dapat menyembuhkan orang buta dan berpenyakit kusta serta dapat mengobati manusia dari segala macam penyakit. Maka orang yang buta dan dekat dengan raja mendengarnya. Dia datang dengan membawa hadiah yang sangat banyak, kemudian berkata, “Apa saja yang terkumpul di sini akan menjadi milikmu, apabila engkau dapat menyembuhkan aku.” Dia berkata, “Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan siapapun, hanya Allah Ta’ala yang dapat menyembuhkan. Maka jika Anda beriman kepada Allah Ta’ala, saya akan berdoa kepada Allah, sehingga Dia akan menyembuhkanmu. Maka dia beriman kepada Allah, maka Allah menyembuhkannya.

Kemudian dia datang kepada raja dan duduk di dekatnya sebagaimana dia duduk sebelumnya. Maka raja tersebut bertanya, “Siapakah yang menyembuhkan penglihatanmu? Dia menjawab, “Tuhanku.” Raja bertanya, “Adakah kamu mempunyai Tuhan selain saya?! Dia menjawab, “Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” Maka raja menangkapnya dan terus-menerus menyiksanya, sehingga dia menunjukkan kepada pemuda tersebut. Maka pemuda itu pun didatangkan, dan raja berkata kepadanya, “Hai anakku, ternyata sihirmu sudah sampai pada tingkat dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta dan kamu dapat melakukan ini dan melakukan itu.” Pemuda itu berkata, “Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan seorang pun, sesungguhnya yang dapat menyembuhkan hanyalah Allah Ta’ala.”

Maka raja menangkapnya dan terus-menerus menyiksanya, sehingga dia menunjukkan kepada pendeta. Pendeta pun ditangkap, kemudian dikatakan kepadanya, “Keluarlah dari agamamu! Maka pendeta itu menolaknya. Raja meminta supaya didatangkan sebuah gergaji, kemudian gergaji itu diletakkan tengah kepalanya. Raja membelah kepalanya hingga jatuhlah kedua belahan tersebut. Selanjutnya didatangkan orang yang dekat dengan raja, dikatakan kepadanya, “Keluarlah dari agamamu! Maka dia pun menolaknya. Kemudian diletakkan gergaji di tengah kepalanya, dia membelah kepalanya dengan gergaji, sehingga jatuhlah kedua belahan tersebut.

Kemudian didatangkan pemuda tadi, dikatakan kepadanya, “Keluarlah dari agamamu.” Maka dia menolaknya. Kemudian pemuda itu diberikan kepada sekelompok sahabatnya, raja berkata:, “Pergilah dengan membawa pemuda ini ke gunung ini atau itu, naiklah ke gunung tersebut dengan membawanya. Jika kalian telah sampai di puncaknya, maka apabila pemuda ini keluar dari agamanya,bebaskan dia, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah dia.” Maka mereka pergi dengan membawanya, kemudian mereka mendaki gunung. Pemuda itu berkata, “Ya Allah, selamatkan saya dari mereka dengan sesuatu yang Engkau kehendaki.” Maka gunung itu pun bergoncang dengan keras hingga mereka semua terjatuh. Kemudian pemuda itu berjalan menuju raja. Raja berkata kepada, “Apa yang telah dilakukan oleh shahabat-shahabatmu? Dia menjawab, “Allah Ta’ala telah (menyelamatkan aku) dari mereka.

Pemuda tersebut kemudian diberikan kepada sekelompok sahabat-sahabatnya yang lain dan raja berkata, “Pergilah dengan membawa pemuda ini dalam sebuah perahu dan belayarlah ke tengah lautan. Jika dia keluar dari agamanya (bebaskan dia), tetapi jika tidak maka lemparkanlah ke lautan.” Maka mereka pergi dengan membawanya. Pemuda anak itu berkata, “Ya Allah, semalatkan aku dai mereka dengan sesuatu yang Engkau kehendaki.” Maka perahu itu terbalik, dan mereka pun tenggelam semuanya. Pemuda itu pun berjalan ke tempat raja. Raja berkata kepadanya, “Apakah yang dilakukan oleh shahabat-shahabatmu? Dia menjawab, “Allah Ta’ala telah menyelamatkan aku dari mereka.”

Maka dia berkata kepada raja, “Anda tidak akan dapat membunuh saya, sehingga Anda mau melakukan apa yang aku perintahkan.” Raja berkata, “Apa itu? Dia berkata, “Anda kumpulkan semua orang di sebuah tanah lapang dan saliblah saya di batang pohon, kemudian ambillah sebatang anak panah dari tempat anak panahku, letakkanlah anak panah itu pada busurnya, kemudian ucapkanlah, “Dengan nama Allah, Tuhan pemuda ini.” Kemudian lemparkanlah anak panah itu. Sesungguhnya apabila Anda mengerjakan semua itu, pasti Anda akan bisa membunuhku.” Raja mengumpulkan semua orang di sebuah tanah lapang. Dia menyalib pemuda tersebut pada sebatang pohon, kemudian mengambil sebuah anak panah dari tempat panahnya dan meletakkan anak panah di busur, kemudian mengucapkan, “Dengan nama Allah, Tuhan pemuda ini.” Dia melemparkan anak panah dan mengenai pelipisnya. Pemuda itu meletakkan tangannya di pelipisnya yang terkena panah, kemudian meninggal dunia. Maka semua orang berkata, “Kami semua beriman kepada Tuhannya pemuda ini.” Sehingga apa yang selama ini ditakutkan oleh Raja terjadi. Sungguh, semua manusia telah beriman.

Luar biasa! Manusia-manusia pilihan yang rela berkorban untuk agamanya. Sang pendeta dan penasehat raja rela digergaji tubuhnya hingga terbelah menjadi dua demi mempertahankan agama. Sang pemuda, rela terbunuh demi tegaknya agama. Hingga semua orang berbondong-bondong masuk agama Islam. Demikian seyogianya kita, rela berkorban apa saja yang kita miliki demi Islam. Baik korban harta, waktu bahkan berkorban nyawa sekalipun.


Wallahu’alam bish shawwab.

*diambil dari artikel Ibrah Majalah Taujih

No comments:

Post a Comment