Oleh Fatudin Ja’far
Ada yang sangat memprihatinkan setiap kali pergantian tahun baru
masehi tiba. Keprihatinan itu ialah disebabkan mayoritas masyarakat
Muslim di negeri ini semakin larut dan semakin menikmati berbagai
upacara dan pesta menyambut tahun baru.
Berbagai aktivitas dirancang sejak dari malamnya sampai waktu mid
night tiba. Puluhan milyar rupiah dibuang dan dibakar melalu pesta
kembang api. Berjam-jam waktu dihabiskan hanya sekedar untuk bergembira
ria yang semu. Jalan-jalan dan tempat-tempat lapang serta pantai
dipenuhi jutaan manusia. Sambil membawa anak yang masih bayi sekalipun,
mereka siap menghabiskan malam tahun baru di jalan dan terjebak
kemacetan luar biasa.
Bahkan di tengah dinginnya udara seperti daerah puncak dipadati
ribuan kendraan roda empat dan dua, sehingga mengakibatkan macet panjang
dari Cianjur sampai Ciawi, Bogor. Saat mereka lelah, mereka mencari
tempat beristirahat termasuk masjid-masjid yang ada di sepanjang jalan
di mana mereka terjebak kemacetan. Saat waktu sholat subuh tiba, mereka
tertidur nyenyak keletihan dan tak mampu bergerak untuk shalat subuh,
atau memang tidak ada lagi keinginan shalat, padahal mereka sedang
berada di dalam masjid.