Drop Down Menu

Wednesday, 31 December 2014

Tahun Baru dan Pesta Setan

Oleh Fatudin Ja’far

Ada yang sangat memprihatinkan setiap kali pergantian tahun baru masehi tiba. Keprihatinan itu ialah disebabkan mayoritas masyarakat Muslim di negeri ini semakin larut dan semakin menikmati berbagai upacara dan pesta menyambut tahun baru.

Berbagai aktivitas dirancang sejak dari malamnya sampai waktu mid night tiba. Puluhan milyar rupiah dibuang dan dibakar melalu pesta kembang api. Berjam-jam waktu dihabiskan hanya sekedar untuk bergembira ria yang semu. Jalan-jalan dan tempat-tempat lapang serta pantai dipenuhi jutaan manusia. Sambil membawa anak yang masih bayi sekalipun, mereka siap menghabiskan malam tahun baru di jalan dan terjebak kemacetan luar biasa.

Bahkan di tengah dinginnya udara seperti daerah puncak dipadati ribuan kendraan roda empat dan dua, sehingga mengakibatkan macet panjang dari Cianjur sampai Ciawi, Bogor. Saat mereka lelah, mereka mencari tempat beristirahat termasuk masjid-masjid yang ada di sepanjang jalan di mana mereka terjebak kemacetan. Saat waktu sholat subuh tiba, mereka tertidur nyenyak keletihan dan tak mampu bergerak untuk shalat subuh, atau memang tidak ada lagi keinginan shalat, padahal mereka sedang berada di dalam masjid.

Tuesday, 30 December 2014

10 Kerusakan dalam Perayaan Tahun Baru

Bagaimana hukum merayakan tahun baru bagi muslim? Ternyata banyak kerusakan yang ditimbulkan sehingga membuat perayaan tersebut terlarang.


Sejarah Tahun Baru Masehi

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]

Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam. Perayaan tahun baru ini terjadi pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak dulu telah dirayakan oleh orang-orang kafir.

Berikut adalah beberapa kerusakan akibat seorang muslim merayakan tahun baru.

Monday, 29 December 2014

Hukum Memanfaatkan Diskon Natal dan Tahun Baru

Ada pertanyaan yang diajukan pada Syaikh Sholeh Al Munajjid hafizhohullah dalam situs beliau Al Islam Sual wa Jawab,

“Di Australia, ada diskon besar (bertepatan dengan perayaan non muslim) pada barang-barang tertentu seperti pakaian, furniture, elektronik dan sebagainya. Apakah diperbolehkan membeli barang-barang tersebut untuk mendapatkan diskon besar, yang hanya tersedia pada waktu ini saja selama setahun?”

Sunday, 28 December 2014

Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru

Komisi Fatwa Saudi Arabia, Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ ditanya,
“Apakah boleh mengucapkan selamat tahun baru Masehi pada non muslim, atau selamat tahun baru Hijriyah atau selamat Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? ”

Saturday, 27 December 2014

Kemarahan yang Membuat Keluarnya Dajjal

Assalamu’alaikum wr wb
 
Ana pengen bertanya. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa dajjal keluar karena satu amarah yang dia rasakan. Mohon penjelasan dari ustadz mengenai amarah yang dirasakan oleh dajjal tersebut yang menyebabkan keluarnya ia.

Terima kasih atas perkenan ustadz dalam menjawab
Waalaikumussalam Wr Wb

Friday, 26 December 2014

Bersikap Atas Informasi



Edisi 3 Tahun XXIV – Muharram 1436 H / Nopember 2014 M


Hai orang-orang yang beriman, apabila datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya sehingga kamu akan menyesal atas perbuatanmu itu
(QS Al Hujurat [49]: 6)

Zaman sekarang disebut dengan era informasi. Melalui berbagai media, begitu banyak informasi setiap hari bahkan setiap menit dan detik. Ada informasi yang baik dan ada banyak yang buruk. Ada informasi yang isinya benar, tidak sedikit yang salah, bahkan berisi fitnah.

Dalam menyikapi informasi atau berita yang masuk, sebagai pemimpin Rasulullah saw sangat hati-hati, karenanya ada beberapa kejadian penting hingga menyebabkan turunnya ayat Al Quran. Dalam kaitan ini, menjadi penting bagi kita untuk mengkajinya. Allah swt berfirman yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, apabila datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya sehingga kamu akan menyesal atas perbuatanmu itu (QS Al Hujurat [49]: 6)

Thursday, 25 December 2014

Nabi Isa pun Seorang Muslim

Perlu diketahui bahwa agama setiap para Nabi itu satu, yaitu Islam. Nabi Isa pun seorang muslim, beragama Islam. Karena ajaran para Nabi itu satu, yaitu ajaran Islam untuk mentauhidkan Allah.

Wednesday, 24 December 2014

Lakum Diinukum wa Liya Diin

Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Inilah di antara prinsip akidah Islam yang mesti dipegang dan dianut setiap muslim. Namun sebagian orang masih tidak memahami ayat ini. Jika seorang muslim memahami ayat ini dengan benar, tentu ia akan menentang keras bentuk loyal pada orang kafir dan berlepas diri dari mereka. Bentuk loyal pada orang kafir yang terlarang di antaranya dengan menghadiri perayaan mereka.

Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُ‌ونَ ﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦

Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, (1) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. (2) Dan kamu bukan penyembah Rabb yang aku sembah. (3) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (4) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Rabb yang aku sembah. (5) Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (6)” (QS. Al Kafirun: 1-6)

Tuesday, 23 December 2014

Mewaspadai Budaya Latah di Sekitar Kita

Timer


Bulan Desember, bulan terakhir dalam sistem penanggalan Masehi bagi sebagian kalangan mmenjadi saat-saat yang tepat untuk introspeksi diri dari setiap kesalahan yang dilakukan setahun penuh sekaligus menyusun strategi guna meraih impian-impian baru sebelum melangkah pasti meniti kehidupan di tahun berikutnya. Namun, bagi kalangan ummat Islam, bulan ini agaknya menjadi bulan keprihatinan karena setidaknya ada dua moment di bulan Desember ini dimana umat Islam dihadapkan pada tradisi dan kebudayaan agama lain yakni hari natal dan selanjutnya adalah perayaan tahun baru Masehi yang merupakan tradisi ‘wajib’ bagi penduduk di seluruh permukaan bumi yang berjumlah sekitar kurang lebih 6 Milyar jiwa.

Budaya copy paste, latah, ikut merayakan, bersuka cita, sampai ikut-ikutan berbuat maksiat telah mewarnai pemikiran dan tingkah laku ummat Islam terlebih para pemuda. Latah memang telah membudaya di negeri mayoritas muslim ini, lihat saja mulai dari yang populer seperti musik, dunia hiburan, fashion, gadget, gaya hidup hingga hal-hal yang sepele semuanya latah. Yang lebih memprihatinkan dari itu semua adalah fenomena latah yang membabi buta terhadap seluruh budaya kafir yang sesungguhnya mengancam akidah kaum muslimin. Tak hanya Natal dan tahun baru, juga momen-momen lainnya seperti perayaan Valentine Day dan April Mop.

Monday, 22 December 2014

Peringatan Hari Ibu bagi Muslim

Apakah boleh umat Islam turut memperingati hari ibu?


Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.


Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Di Indonesia hari Ibu dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.

Sunday, 21 December 2014

Terkabulnya Do’a Jelek Orang Tua

Do’a orang tua yang baik dan jelek, kedua-duanya bisa terkabul. Terutama do’a jelek yang mesti diperhatikan karena jika anak tidak memperhatikan hal ini, ia bisa celaka karena do’a ortunya. Hal ini juga menunjukkan bahwa seorang anak sudah semestinya memuliakan dan menghormati kedua orang tuanya sehingga tidak sampai terkena do’a jelek mereka.

Dari Abu Hurairah, ia berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا  

“Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.” (HR. Abu Daud no. 1536, Tirmidzi no. 1905 dan Ibnu Majah no. 3862. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Hadits ini disebutkan pula oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 32).

Saturday, 20 December 2014

Kisah Juraij dan Doa Jelek Orang Tuanya

Ada kisah menarik yang bisa diambil pelajaran akan ampuhnya do’a jelek seorang ibu pada anaknya, yaitu pada kisah Juraij. Jika tahu demikian, sudah barang tentu seorang anak kudu memuliakan orang tuanya. Jangan sampai ia membuat orang tuanya marah, sehingga keluar kata atau do’a jelek yang bisa mencelakakan dirinya.

Friday, 19 December 2014

Pesan Moral (Bagian Keempat)



Edisi 2 Tahun XXIV -  Muharram 1436 H / Nopember 2014 H


“Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah”. Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.
(QS At Taubah [9]: 49)

Pesan-pesan moral untuk mengingatkan dan memotivasi agar hidup lebih baik saya sampaikan setiap hari melalui media sosial seperti facebook, bbm dan whatsapp. Dengan sedikit tambahan uraian, saya sampaikan untuk jamaah pembaca bulletin Jumat Khairu Ummah.

Thursday, 18 December 2014

Mendidik Anak untuk Berbohong

Di antara didikan yang salah pada anak adalah mengajari mereka berbohong. Kapan orang tua mengajari seperti itu? Yaitu ketika anak “ngambek” ingin dibelikan sesuatu, lalu orang tua berkata, “Iya, mama akan belikan mainan tersebut besok Jum’at.” Ternyata itu hanya ingin membohongi anak saja supaya diam, tidak lagi nangis. Padahal ini sebenarnya didikan dari orang tua yang keliru dan anak bisa mewarisi sifat jelek seperti itu.

Berbohong dalam kondisi ini tetap terkena ancaman hadits,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan ketika diberi amanat, maka ia ingkar” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59).

Wednesday, 17 December 2014

Ghibah Termasuk Dosa Besar

Ghibah (menggunjing) termasuk dosa besar, namun sedikit yang mau menyadari hal ini.

Sudah dijelaskan sebelumnya mengenai “Ghibah itu Apa?” Sekarang kita akan melihat dalil yang menunjukkan bahwa ghibah tergolong dosa dan perbuatan haram, bahkan termasuk dosa besar.

Kata seorang ulama tafsir, Masruq, “Ghibah adalah jika engkau membicarakan sesuatu yang jelek pada seseorang. Itu disebut mengghibah atau menggunjingnya. Jika yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak benar ada padanya, maka itu berarti menfitnah (menuduh tanpa bukti).” Demikian pula dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri. (Jami’ul Bayan ‘an Ta’wili Ayil Qur’an, 26: 167).