Drop Down Menu

Friday 20 February 2015

Persahabatan

Hasil gambar untuk persahabatanEdisi 316/ Desember Th. 2014 

Lingkungan dan persahabatan seringkali merisaukan banyak orang tua. Pasalnya, yang paling banyak menjerumuskan anak dan para remaja setelah pendidikan orang tua adalah persahabatan.

Bisa jadi ada anak yang sebenarnya telah mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarganya, namun ternyata ia kemudian melakukan tindakan yang tak terduga-duga. Bahkan keluarganya sendiri terperanjat ketika mengetahui anaknya melakukan ini dan itu. Amat disayangkan banyak orang tua yang tak peduli siapa yang menjadi sahabat karib anaknya sehingga akhirnya mereka menyesal dan terluka.

Karena itu, tidak aneh jika masalah persahabatan sudah mendapat perhatian sejak dulu kala. Nabi Musa as sendiri berkata dalam Al-Qur’an, “Wahai Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku lepaskan kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti ucapanku. Berilah aku seorang pembantu dari keluargaku, yaitu Harun saudaraku. Teguhkanlah dengan dia kekuatanku. Jadikan ia sekutu dalam urusanku. Supaya kami banyak bertasbih kepada-Mu dan banyak mengingat-Mu. Engkau Maha Melihat keadaan kami.” (QS Thaha: 25-35).

Meski seorang nabi dan termasuk ulil azmi, Nabi Musa as merasa tidak mampu sendirian untuk berzikir dan beribadah. Ia butuh orang yang bisa membantunya. Bahkan dalam surat Al-Furqan, Allah menggambarkan kondisi manusia di hari kiamat, “Ingatlah hari ketika orang yang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata, ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besar bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Ia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku.” (QS al-Furqan: 27-29).

Begitu hebat penyesalannya ketika salah memilih sahabat dan teman sehingga ia menggigit kedua tangannya. Kita banyak menjumpai pemuda yang tadinya lurus dan taat.

Namun kemudian terjerumus dalam pergaulan dan perilaku negatif katena teman dan sahabatnya. Nabi saw bersabda, “Seseorang bergantung pada agama temannya. Karena itu, hendaklah setiap orang memperhatikan dengan siapa ia berteman.” (HR at-Tirmidzi).

Dulu, saat saya mulai taat, sama memiliki teman yang istimewa. Ia paling dekat dengan saya dan sangat membantu dalam ketaatan. Misalnya saat hendak berjumpa ia berkata kepada saya, “Kita berjumpa setelah salat asar” atau “Kita salat berjamaah di tempat Fulan.” Sungguh sangat penting memiliki teman yang membantu untuk taat.

Sahabat ada tiga macam: (1) sahabat yang suka bermaksiat, jauh dari agama, dan tidak berakhlak; (2) sahabat yang baik tapi lalai; (3) sahabat yang taat.

Pertama, terhadap sahabat yang suka bermaksiat, engkau harus menjauhinya karena sangat berbahaya. Meskipun demikian tidak ada salahnya kalau ingin tetap menjaga hubungan dengannya dengan harapan suatu saat bisa dibimbing ke jalan yang lurus. Dengan syarat, engkau harus kuat dalam ilmu, iman, dan akhlak.

Kedua, sahabat yang lalai. Maksudnya adalah sahabat yang berakhlak baik dan tidak bermaksiat, tetapi tidak bisa dikatakan taat. Engkau bisa membimbing dan mengantarnya ke jalan Allah dengan berbagai cara.

Ketiga, sahabat yang taat. Sahabat semacam ini yang harus dijadikan contoh, panutan, dan teladan. Berusahalah untuk meniru ketaatannya. Yang semacam inilah yang dibutuhkan, baik dalam lingkungan kerja, masyarakat, maupun keluarga.

Ada sahabat Nabi saw yang mendatangi saudaranya dimana ia mengetuk pintu rumahnya dan berkata, “Mari kita duduk menambah iman sejenak!”

Dimana kita akan mendapatkan kesempatan semacam itu dewasa ini?! Padahal kita sangat membutuhkan sebab kalbu labih cepat bergejolak daripada kuali yang mendidih. Karena itu, carilah sahabat yang kau cintai karena Allah! Siapa yang tidak mendapatkan sahabat yang ia cintai karena Allah niscaya ia tidak pernah menikmati perasaan terindah di dunia ini.

Akhirnya, saya berhadap kalian wahai para pemuda dan pemudi, pilihlah sahabat kalian.
Semoga kalian bisa memilih sahabat yang baik agar tidak menyesal sepanjang masa.

Amru Khalid.


*diambil dari Buletin Al-Iman www.alimancenter.com

No comments:

Post a Comment