Edisi 5 Tahun XXIV – Shafar 1436
H/ Nopember 2014 M
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan
Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi
seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah.
Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu). Allah menghapuskan apa yang Dia
kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat
Umul kitab (Lauhil mahfuz). (QS Ar Ra’ad [13]: 38-39).
Kekeliruan manusia dalam memahami
konsep ketuhanan harus diluruskan, karenanya sejumlah ayat diturunkan Allah swt
berkenaan dengan konsep ketuhanan yang benar. Karena itu menjadi penting bagi
kita untuk mengkajinya.
1. Mukjizat dan Izin Allah.
Para Nabi mendapatkan tantangan
dari umatnya. Mukjizat membuat diantara penentang Nabi berbalik menjadi beriman
dan pengikut yang setia.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari
Mujahid bahwa orang-orang Quraisy berkata: “Wahai Muhammad, kami lihat kamu
tidak berdaya sama sekali, habislah harapan.” Maka Allah swt kemudian menurunkan
firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka
istri-istri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan
sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada
Kitab (yang tertentu). Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan
(apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Umul kitab (Lauhil
mahfuz). (QS Ar Ra’ad [13]: 38-39).
Dari kisah, pelajaran yang dapat
kita ambil adalah; Pertama, mukjizat merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah
swt yang ditunjukkan kepada manusia melalui Rasul-Nya. Karenanya hal itu bukan
sesuatu yang dimiliki dan bukan keahlian seorang Nabi. Kedua, Allah swt
menghapus hukum yang dikehendaki-Nya lalu mengganti dengan hukum lain yang
dikehendakinya sesuai dengan kemaslahatan bagi manusia.