Drop Down Menu

Saturday 17 January 2015

Menjaga Sholat Berjama’ah

MasjidSangat agung dalam agama lslam. Selain salah satu rukun Islam, shalat merupakan tiang agama. Allah swt telah mewajibkan para hamba-Nya untuk mengerjakannya lima kali dalam sehari-semalam. Begitu penting kedudukan shalat bagi seorang muslim, Allah mewahyukan perintah shalat langsung kepada Rasulullah ` di langit ke tujuh tanpa perantara.

Shalat menjadi kunci seluruh amal manusia. Jika shalat seseorang baik, maka baik pula seluruh amalnya. Namun jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.

Namun banyak di antara kita yang masih meremehkan kewajiban agung ini. Ketika shalat menyeru, kita sering menunda-nunda dalam memenuhi panggilannya. Bahkan  tidak jarang kita mengatakan, “Nanti…!! Saya sedang sibuk”.


Betapa banyak masjid megah di sekitar kita, namun sepi dari aktivitas shalat berjamaah. Saat tiba waktu shalat hanya beberapa gelintir orang saja yang menegakkan shalat jamaah. Kaum muslimin yang tinggal di sekitar masjid lebih memilih bermesraan dengan dunia dibanding shalat jamaah. Yah… Membangun masjid memang sulit, namun lebih sulit lagi memakmurkannya.

Sungguh sangat jauh berbeda dengan para salaf terdahulu dalam menyikapi shalat jamaah. Said bin Musayyib misalnya, salah seorang tabi’in senior. Beliau sangat menjaga shalat berjama’ah. Ia tidak pernah meninggalkan shalat berjama’ah dan senantiasa berada di barisan yang paling depan selama 40 tahun. Sa’id pernah mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat berjama’ah selama 40 tahun”.

Utsman bin Hukaim berkata, ‘Aku pernah mendengar Said bin Musayyib mengatakan, “Selama 30 tahun, setiap kali para muadzin mengumandangkan adzan, pasti aku sudah berada di dalam masjid”.

Diriwayatkan dari Abdul Mu’in bin Idris dari ayahnya, dia berkata, “Selama 50 tahun Said bin Musayyib melakukan shalat Subuh dengan wudhu shalat Isya’.” Said bin Musayyib berkata, “Aku tidak pernah ketinggalan takbir pertama dalam shalat selama 50 tahun. Aku juga tidak pernah melihat punggung para jama’ah, karena aku selalu berada di barisan terdepan selama 50 tahun itu.”.

Begitulah tabi’in agung ini dalam menjaga shalat jama’ahnya. Ia tidak pernah ketinggalan dalam shalat berjama’ah dan bahkan ia senantiasa berada di barisan paling depan selama 40 atau 50 tahun. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita senantiasa menjaga shalat jamaah? Tidak pernah terlambat. Ataukah kita lebih senang bermesraan dengan dunia dan mengabaikan panggilan shalat. Wal ‘iyadzu billah.


*diambil dari Artikel Muhasabah www.daaruhsyahadah.com

No comments:

Post a Comment