Drop Down Menu

Friday, 23 January 2015

Keagungan Sedekah

Edisi 313/ November Th. 2014


Banyak sudah yang kita makan. Banyak sudah yang kita pakai. Banyak sudah yang kita nikmati. Pertanyaannya, apakah kita sudah bersedekah? Apakah kita sudah berbagi dengan yang lain lewat rezeki, pakaian, makanan, dan gaji yang kita miliki?!


Wahai manusia, wahai orang-orang kaya, wahai pemilik harta, wahai yang memiliki pendapatan tinggi atau kekayaan berlimpah, apakah engkau ingat kepada saudara-saudaramu? Apakah engkau ingat bahwa ada orang-orang yang lapar dan tidur di atas emperan? Apakah engkau berpikir bahwa banyak orang miskin yang tidak mempunyai meski sekerat roti dan secarik kain?


Nabi saw bersabda, “Demi Allah, tidak beriman orang yang melewatkan harinya dalam kondisi kenyang sementara tetangganya lapar.” Di mana persaudaraan antar sesama manusia itu berada apabila kekuatan iman sudah tidak ada? Engkau dan orang yang berada di hadapanmu entah ia berwarna putih, merah, atau hitam, entah ia pekerja sederhana, orang miskin, orang sakit atau tertindas, sesungguhnya ia saudaramu. Ayahmu dan ayahnya, ibumu dan ibunya adalah Adam dan Hawa. Kalian memiliki nasab yang sama. Kalau begitu dimana persaudaraan kemanusiaan itu berada? Pasalnya, mereka adalah orang yang saling berebut. Nabi saw bersabda, “Siapa yang memiliki kelebihan tunggangan hendaknya memberikan kepada yang tidak mempunyai tunggangan. Siapa yang memiliki kelebihan bekal hendaknya memberikan kepada yang tidak mempunyai bekal.”


Sekarang kita dalam komunitas muslim mengeluhkan satu hal. Yaitu sebagian orang hidup mewah dan boros, sementara yang lain melarat dan miskin. Sebagian keluarga saat ini mengeluhkan penyakit seperti kolesterol dan obesitas karena banyak makan dan karena banyaknya yang tersimpan dalam tubuh. Tubuh yang kau jaga, yang kau buat bercahaya, yang kau buat indah dan cantik, di mana engkau takut terkena sinar mentari dan berusaha mendinginkannya dengan AC, ia pada suatu waktu akan dikubur, akan dimakan oleh cacing, dan akan diantar oleh keluarga ke kubur. Ibumu, isterimu, saudara perempuanmu, anak gadismu, mereka semua akan mengantarkanmu dan meninggalkanmu sendirian di dalam tanah. Wahai saudaraku, kerjakan amal yang bisa menjadi pembelamu di kubur! Pasalnya, tidak ada yang tersisa kecuali apa yang kau sedekahkan dan kau berikan kepada fakir miskin.


Apa yang bisa kita perbuat jika kita ego dan bakhil terhadap diri sendiri?! Orang yang bakhil terhadap dirinya adalah yang menghalangi dirinya dari melakukan amal salih untuk manusia. Air yang berada di hadapanmu, segelas air ini, jika engkau berikan kepada orang miskin agar bisa ia minum atau kepada orang yang kehausan, hal itu lebih baik daripada kau minum. Pakaian yang kau kenakan lebih indah dikenakan oleh orang miskin daripada dikenakan olehmu. Tindakanmu memberikan sekerat kepada fakir dan yatim lebih hebat daripada kau simpan ia di lemari. Sampai kapan saliung menyayangi hanya menjadi slogan?! Yang dibutuhkan adalah kejujuran dan kejelasan di antara kita sebagai umat Islam.


Nabi saw bersabda, “Sedekah dapat memadamkan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api.” Ketika engkau bersedekah seketika Allah menghapus dosamu. Nabi saw juga bersabda, “Setiap orang akan berada dalam naungan sedekahnya di hari kiamat.” Maknanya, jika matahari mendekat dan kondisi begitu sulit, engkau akan berada dalam naungan sedekah, entah sedikit atau banyak. Karena itu perbanyaklah! Perbanyaklah naunganmu dengan cara bersedekah. Jika engkau tidak memiliki apa-apa, maka kalimat yang baik juga merupakan sedekah sebagaimana sabda Nabi saw.


Sedekah adalah satu pinjaman yang kau berikan kepada Tuhan padahal Dia Maha Kaya. Allah swt tidak fakir, tidak membutuhkanmu, serta tidak membutuhkan pinjaman. Akan tetapi, Dia menyebutnya sebagai pinjaman untuk mengangkat morilmu, memberi motivasi, serta menjadikanmu sebagai orang yang mau bersedekah. Allah swt berfirman,

 “Orang yang memberikan pinjaman baik kepada Allah.” (QS Al Baqarah: 354).
Bila engkau membawa uang di tangan lalu kau berikan kepada seorang fakir tanpa ditampakkan kepada orang, niscaya Allah akan menaungimu dalam naungan-Nya di hari tiada naungan kecuali naungan-Nya. 


Aku teringat kepada kisah sekerat roti milik Ibn al-Bastham, seorang salih yang tinggal di Bagdad. Ia berkata, “Waktu itu aku masih kecil dan anak-anak. Setiap hari ibuku bersedekah sekerat roti atas nama diriku. Ia berkata, “Wahai Muhammad ibn al-Bastham, dengan sekerat roti ini Allah akan melindungimu. ‘Saat ibu menghadapi sakaratul maut dan aku sudah menjadi orang kaya ia berkata, ‘Jangan berhenti bersedekah dengan sekerat roti tersebut! Engkau harus berusaha bersedekah dengannya sebab dengan itu Allah akan melindungimu.’ Ia mematuhi sang ibu dan terus bersedekah. Kemudian satu ketika salah seorang menteri ingin menangkapnya seraya menyita hartanya. Menteri tersebut berbuat zalim padanya dan memenjarakannya. Lalu menteri tersebut tidur. Ia ingin menyakiti dan menghukum Ibn al-Bastham pada hari kedua.


Dalam tidur tersebut sang menteri bermimpi sudah menghunuskan pedang dan hendak membunuh Ibn al-Bastham. Namun Ibn al-Bastham membawa sekerat roti yang menjadi penghalang untuk bisa mendekatinya. Di pagi harinya ia memanggil Ibn al-Bastham dan bertanya, ‘Apa cerita di balik sekerat roti itu? Semalam aku bermimpi melihatmu dalam tidur. Dalam mimpi aku hendak membunuhmu dengan pedang. Namun setiap kali aku mendekat, engkau mengangkat sekerat roti ke wajahku.’ Ibn al-Bastham mulai bercerita, ‘Demi Allah sejak puluhan tahun lalu aku dan ibuku biasa bersedekah dengan sekerat roti atas nama diriku setiap hari. Ibuku berkata bahwa dengan roti tersebut pasti Allah akan melindungi. Karenanya, aku tidak pernah meninggalkan hal itu sampai sekarang. Allah tidak akan membiarkan dirimu berbuat zalim padaku. Allah pasti menyelamatkan diriku dengan sekerat roti tersebut.”


Ini sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq ra, “Perbuatan baik melindungi dari musibah yang buruk.” Dengan kata lain, apabila Allah mengetahui bahwa engkau memberikan kemudahan kepada kaum muslim, bersedekah untuk mereka, memberi makan kepada fakir miskin, mengusap kepala anak yatim, serta mengasihi kalangan dhuafa, niscaya Dia menghindarkanmu dari musibah buruk, fitnah, dan berbagai malapetaka. Allah akan memberimu keselamatan untukmu.





‘Aidh Al-Qarni


*diambil dari Buletin Al-Iman (telagainsanberiman@gmail.com)

No comments:

Post a Comment