Pertanyaan:
Saya mohon bantuan. Saya ada masalah dalam keluarga kecil saya. Suami saya sangat tidak suka dengan bibi saya, pernah suatu ketika saya mengantar ibu ke rumah bibi saya dan dia sangat marah hingga berucap akan mencerai saya dan saya diusir dari rumah. Kebencian itu berawal ketika acara lamaran dulu bibi saya sempat mengatakan kata-kata yang tidak berkenan di hati suami dan keluarganya.
Saya dan ibu saya atas nama bibi
sudah pernah meminta maaf. Dan sikap bibi saya pun baik dan tidak ada kebencian
terhadap suami saya sekarang.
Tidak ada yang tahu masalah ini.
Ketika diusir saya tidak pergi karena saya tidak ingin keluarga hancur hanya
dengan masalah ini. Apakah saya harus mengikuti suami walaupun itu jelas-jelas
salah. Yaitu membenci dan menarik diri, memutus silaturahmi dengan bibi? Sedang
bibi saya termasuk orang yang banyak membantu saya.
Mohon jawabannya ustadz.
Jawaban:
Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ciri dari isteri yang salihah
adalah taat dan patuh kepada suami, di samping taat kepada Allah swt (lihat
An-Nisa: 34). Namun ketaatan kepada suami tidak bersifat mutlak. Ia terbatas
pada perintah yang baik; yang tidak mengandung maksiat kepada Allah swt.
Nabi
saw bersabda,
“Tidak boleh taat dalam maksiat kepada Allah swt. Taat hanya dalam hal yang ma’ruf (baik).” (HR. Muslim).
Sementara memutus silaturahim adalah
salah satu bentuk perbuatan maksiat dan dosa. Bahkan memutuskan silaturahim
termasuk dosa besar. Karena itu, tidak boleh seorang isteri menaati suaminya
ketika disuruh untuk memutuskan silaturahim.
Hanya saja, hendaknya isteri
menyambung silaturahim tidak dengan cara yang demonstratif; tapi dengan cara
yang membuat suami tidak tersinggung. Misalnya dengan sms, telepon, atau cara
lain yang tak perlu diketahui oleh suami. Di sisi lain hendaknya ia berdoa dan
menasihati suami baik secara langsung maupun tidak langsung agar suami tidak
melakukan pemutusan silaturahim. Apalagi jika bibi Anda yang ia benci karena
pernah menyakiti telah meminta maaf dan banyak berbuat baik.
Wallahu a’lam bish shawab.
*diambil dari Buletin Al-Iman (telagainsanberiman@gmail.com)
No comments:
Post a Comment