Drop Down Menu

Sunday, 30 November 2014

Abdullah bin Al Mubarok

Ulama, Mujahid dan Dermawan

Abdullah bin Al-Mubarok, seorang tabiien yang sangat terkenal dengan sifat kedermawanannya. Meskipun beliau termasuk orang yang cukup mampu, namum beliau sangat mengerti bagaimana cara mempergunakan hartanya di jalan yang diridhoi oleh-Nya.

Beliau (Ibnul Mubarok) biasa pulang pergi ke Tharasus dan biasanya saat di tengah perjalanan bila hari telah menjelang malam, beliau segera singgah beristirahat di sebuah penginapan. Di penginapan itu, ada seorang pelayan muda yang biasa mengurus kebutuhannya. Dan yang lebih menarik perhatian Ibnul Mubarok adalah bahwa pemuda itu ditengah pekerjaan melayani dirinya, juga sangat rajin belajar hadits dengannya. Semangat belajarnya sangat tinggi. Pekerjaanya sebagai pelayan tidak menghalangi untuk terus dan terus memepelajari hadits.

Saturday, 29 November 2014

Penyakit Hati : BURUK SANGKA

Allah Swt berfirman, 


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka, tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurât [49]: 12). 
 

Hati yang jernih, bening, dan bersih akan terpancar dari perilaku sehari-hari. Tidak ada buruk sangka, yang ada kasih sayang terhadap sesama, berbaik sangka terhadap Allah Swt, juga terhadap sesama saudara. Sebaliknya, jika hati kotor, maka yang ada adalah penyakit-penyakit hati yang mengerikan. Salah satunya adalah buruk sangka. 


Buruk sangka dalam istilah Al Quran dikenal dengan “Su’udhan” dan sebaliknya, istilah untuk baik sangka adalah “husnudhan”. Keduanya merupakan prasangka terhadap sesuatu atau seseorang.

Friday, 28 November 2014

Suami Menyuruh Memutus Silaturahim

Pertanyaan:


Assalamualaikum wr. wb,

Saya mohon bantuan. Saya ada masalah dalam keluarga kecil saya. Suami saya sangat tidak suka dengan bibi saya, pernah suatu ketika saya mengantar ibu ke rumah bibi saya dan dia sangat marah hingga berucap akan mencerai saya dan saya diusir dari rumah. Kebencian itu berawal ketika acara lamaran dulu bibi saya sempat mengatakan kata-kata yang tidak berkenan di hati suami dan keluarganya.


Saya dan ibu saya atas nama bibi sudah pernah meminta maaf. Dan sikap bibi saya pun baik dan tidak ada kebencian terhadap suami saya sekarang.


Tidak ada yang tahu masalah ini. Ketika diusir saya tidak pergi karena saya tidak ingin keluarga hancur hanya dengan masalah ini. Apakah saya harus mengikuti suami walaupun itu jelas-jelas salah. Yaitu membenci dan menarik diri, memutus silaturahmi dengan bibi? Sedang bibi saya termasuk orang yang banyak membantu saya.


Mohon jawabannya ustadz.


Amanah dan Kepemimpinan

Edisi 302 / Juni Th. 2014


Diriwayatkan dari Abu Dzar ra, “Aku berkata kepada Rasulullah saw, ‘Wahai Rasulullah, jadikanlah aku sebagai pejabat!’ Mendengar hal itu, beliau menepuk pundaknya seraya berkata, “Wahai Abu Dzar engkau adalah orang yang lemah. Sementara jabatan tersebut adalah amanah. Pada hari kiamat ia bisa mendatangkan kehinaan dan penyesalan. Kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan benar dan menunaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.” (HR. Muslim)

Hadits di atas memberikan sebuah gambaran bahwa jabatan, apalagi kepemimpinan, merupakan urusan yang berat. Ia tidak bisa dipikul oleh orang yang lemah. Hanya “orang yang kuat” yang bisa memikulnya. Oleh karena itu, ketika Abu Dzar ra yang dikenal zuhud, sederhana, baik, salih, dan taat memintanya, Rasulullah saw terpaksa harus berterus terang meskipun sebetulnya berat. Beliau berkata kepadanya “Engkau adalah orang yang lemah.”

Thursday, 27 November 2014

Hadits Mengenai Datangnya Bulan Ramadhan



Nabi saw bersabda:



“Jika telah datang bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup dan setan-setan akan dibelenggu dengan rantai.”
(HR. Muslim)





*diambil dari Buletin Al-Iman (telagainsanberiman@gmail.com)

Jangan Mencela Hujan!

Jangan mencela hujan! Sungguh sangat disayangkan sekali, setiap orang sudah mengetahui bahwa hujan merupakan nikmat dari Allah Ta’ala. Namun, ketika hujan dirasa mengganggu aktivitasnya, timbullah kata-kata celaan, “Aduh!! hujan lagi, hujan lagi”. Bahkan ada yang sampai mengumpat. Wal ‘iyadzubillah.

Perlu diketahui bahwa setiap yang seseorang ucapkan, baik yang bernilai dosa atau tidak bernilai dosa dan pahala, semua akan masuk dalam catatan malaikat. Allah Ta’ala berfirman,

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 18)

Wednesday, 26 November 2014

Betapa Berharganya Waktu

Menara Jam MekkahBerkata Ibnu Mas’ud semoga Allah meridhoinya: ”Aku tidak pernah menyesali sesuatu sebagaimana aku menyesali terbenamnya matahari sebagai pertanda berkurangnya ajalku, sementara amalku tidak bertambah.

Berkata Abu Bakar bin Iyash: ”jikalah seseorang kehilangan dirhamnya, maka sepanjang hari dia akan menyesalinya dan berkata: ”Inna lillahi aku telah kehilangan uang, sementara harinya yang berlalu tampa makna tidak pernah dia sesali, dan tidak pernah mengatakan: ”Telah berlalu hariku tampa amal”.

Tuesday, 25 November 2014

Penyakit Hati : Cinta Dunia

Salah satu rahasia kesuksesan Rasulullah Saw adalah terbebas dari penyakit hubbuddunya atau cinta dunia. Hingga akhir hayatnya, kemuliaan nama beliau tidak memiliki cacat sedikitpun, karena beliau bersih dari penyakit hati tersebut. 

Rasulullah Saw bersabda,
”Akan terjadi masa di mana umat-umat di luar Islam berkumpul di samping kalian, wahai umat Islam. Sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang menyantap hidangan.” Lalu, seorang sahabat bertanya, ”Apakah kami pada saat itu sedikit, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Tidak. Bahkan, ketika itu, jumlah kalian banyak. Namun, kalian ketika itu bagaikan buih di lautan. Ketika itu, Allah hilangkan dari musuh-musuh kalian rasa segan dan takut terhadap kalian dan kalian tertimpa penyakit Wahn.” Sahabat bertanya lagi, ”Wahai Rasulullah, apa yang engkau maksud dengan Wahn itu?” Rasulullah menjawab, ”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud).
Hadits di atas menyampaikan kepada kita bahwasanya kecintaan berlebihan terhadap hal-hal duniawi bisa menjadi penyebab kehancuran seorang muslim secara khusus dan umat Islam secara umum. 

Monday, 24 November 2014

Jangan Berputus Asa Terhadap Sesuatu yang Luput Darimu

Segala puji bagi Allah, Rabb pemberi segala nikmat dan menakdirkan segala sesuatu dengan penuh hikmah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
 
Di pagi yang berbahagia, di bulan penuh berkah dan bulan semangat untuk mentadabburi Al Qur’an, ada sebuah ayat yang patut direnungkan oleh kita bersama. Ayat tersebut terdapat dalam surat Al Hadid, tepatnya ayat 22-23. Inilah yang seharusnya kita gali hari demi hari di bulan suci ini. Karena merenungkan Al Qur’an, meyakini dan mengamalkannya tentu lebih utama daripada sekedar membaca dan tidak memahami artinya.

Allah Ta’ala berfirman,

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23)

Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 22-23)

Sunday, 23 November 2014

Fitnah Terdahsyat Itu Bernama WANITA

Dunia itu Indah Penuh Tipuan

Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan dunia ini begitu indahnya, membuat terkagum-kagum setiap orang yang memandangnya. Tak jenuh dan bosan setiap orang berusaha untuk menikmati keindahannya, mereguk kenikmatannya, mati-matian tuk mendapatkannya. Bahkan dengan menghalalkan segala cara. Dengan semboyan “mumpung masih muda, mumpung masih punya jabatan, mumpung masih punya harta…dst” mereka melampiaskan segala syhahwat mereka.

Begitu beragamnya keindahan dunia yang menipu banyak manusia, menjungkirbalikkan mereka ke lembah kenistaan di dunia, sebelum dibenamkan dalam keadaan tersungkur ke dalam neraka jahannam kelak—iyazan billah–.

Saturday, 22 November 2014

DENDAM

Kita harus siap menerima kenyataan bahwa sebagai manusia, orang lain bisa berbuat baik ataupun buruk terhadap kita. Dalam keadaan seperti ini, kita tidak perlu khawatir karena Allah Swt memberikan formula kemuliaan. Yaitu firman-Nya,
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik. Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushilat [41]: 34).

Friday, 21 November 2014

Cinta Dunia

Edisi 311/Oktober Th. 2014

Nabi Saw bersabda, “Sebentar lagi kalian akan dikerubuti oleh berbagai bangsa sebagaimana orang-orang lapar mengerubuti hidangan.” Ada yang bertanya, “Apakah karena ketika itu jumlah kita sedikit wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak. Jumlah kalian banyak namun kalian seperti buih yang dibawa aliran air. Allah cabut rasa gentar musuh terhadap kalian dan Allah tanamkan sifat wahn dalam hati kalian.” “Apa yang dimaksud dengan wahn ya Rasulullah?” “Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Daud).

Demikian Rasul Saw mendeskripsikan kondisi umat pada masa sesudah beliau. Sebuah gambaran yang amat menyedihkan dan memprihatinkan. Umat yang jumlahnya banyak namun seperti buih yang diombang-ambingkan arus dan angin. Tidak memiliki kekuatan dan pengaruh. Justru dipengaruhi dan dipermainkan dalam kondisi tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Betapa miripnya gambaran tersebut dengan kondisi umat Islam saat ini.

Thursday, 20 November 2014

Waris Untuk Saudara Perempuan Yang Sudah Meninggal

Pertanyaan:


Assalamualaikum Wr. Wb


Ayah saya meninggal 2 bln yang lalu sedangkan ayah meninggalkan seorang istri yaitu ibu saya dan saya memiliki 2 saudara perempuan yaitu kakak dan adik saya, jadi ayah memiliki 3 anak perempuan yang ditinggalkan, tetapi ayah masih memiliki ibu (nenek) yang masih hidup dan saudara 1 laki-laki dan 4 saudara perempuan salah satu saudara perempuannya sudah meninggal lebih dulu dari ayah. Yang saya tanyakan:

  1. Bagaimana cara pembagian harta untuk ibu (istri) dan ketiga anak perempuannya,
  2. Bagaimana pembagian harta kepada (nenek) ibu dari ayah dan saudara 1 laki-laki 4 saudara perempuan yang salah satunya sudah meninggal, dan semua saudara ayah masing-masing sudah berkeluarga.
  3. Dan apakah saudara perempuannya yang sudah meninggal tetap mendapat hak waris dan siapa yang berhak menerimanya.
Mohon jawabannya Ustadz.

Wednesday, 19 November 2014

Kita Beda, Namun Tak Mesti Saling Bermusuhan

Berselisih pendapat dalam masalah ijtihadiyah adalah suatu hal yang wajar. Karena barangkali ada pemahaman dalil yang berbeda atau beda dalam hal ijtihad. Namun seyogyanya perbedaan tersebut tidak mengantarkan pada sikap saling bermusuhan dan saling menghujat. Setiap muslim tetaplah bersikap bijak, mengedepankan akhlak mulia dan berkata yang santun.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah berkata,

وَأَمَّا الِاخْتِلَافُ فِي ” الْأَحْكَامِ ” فَأَكْثَرُ مِنْ أَنْ يَنْضَبِطَ وَلَوْ كَانَ كُلَّمَا اخْتَلَفَ مُسْلِمَانِ فِي شَيْءٍ تَهَاجَرَا لَمْ يَبْقَ بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ عِصْمَةٌ وَلَا أُخُوَّةٌ وَلَقَدْ كَانَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا سَيِّدَا الْمُسْلِمِينَ يَتَنَازَعَانِ فِي أَشْيَاءَ لَا يَقْصِدَانِ إلَّا الْخَيْرَ

“Adapun perselisihan dalam masalah hukum maka jumlahnya tak berbilang. Seandainya setiap dua orang muslim yang berselisih pendapat dalam suatu masalah harus saling bermusuhan, maka tidak akan ada persaudaraan pada setiap muslim. Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan Umar radhiyallahu ‘anhu saja -dua orang yang paling mulia setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka berdua berbeda pendapat dalam beberapa masalah, tetapi yang diharap hanyalah kebaikan.” (Majmu’ Al Fatawa, 24: 173)

Tuesday, 18 November 2014

Toleransi dalam Islam

Prinsip toleransi yang ditawarkan Islam dan ditawarkan sebagian kaum muslimin sungguh sangat jauh berbeda. Sebagian orang yang disebut ulama mengajak umat untuk turut serta dan berucap selamat pada perayaan non muslim. Namun Islam tidaklah mengajarkan demikian. Prinsip toleransi yang diajarkan Islam adalah membiarkan umat lain untuk beribadah dan berhari raya tanpa mengusik mereka. Senyatanya, prinsip toleransi yang diyakini sebagian orang berasal dari kafir Quraisy di mana mereka pernah berkata pada Nabi kita Muhammad,

“Wahai Muhammad, bagaimana kalau kami beribadah kepada Tuhanmu dan kalian (muslim) juga beribadah kepada Tuhan kami. Kita bertoleransi dalam segala permasalahan agama kita. Apabila ada sebagaian dari ajaran agamamu yang lebih baik (menurut kami) dari tuntunan agama kami, kami akan amalkan hal itu. Sebaliknya, apabila ada dari ajaran kami yang lebih baik dari tuntunan agamamu, engkau juga harus mengamalkannya.” (Tafsir Al Qurthubi, 14: 425).

Prinsipnya sama dengan kaum muslimin saat ini di saat non muslim mengucapkan selamat Idul Fitri, mereka pun balik membalas mengucapkan selamat natal. Itulah tanda akidah yang rapuh.

Monday, 17 November 2014

SABAR: Awalnya Pahit, namun akhirnya lebih manis dari madu


Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal, ST

menulis12

Inilah beberapa faedah yang kami peroleh dari penjelasan Sabar yang disampaikan oleh para ulama. Semoga bermanfaat. 

Sabar secara bahasa berarti al habsu yaitu menahan diri. Sedangkan secara syar’i, sabar adalah menahan diri dalam tiga perkara : (1) ketaatan kepada Allah, (2) hal-hal yang diharamkan, (3) takdir Allah yang dirasa pahit (musibah). Inilah tiga bentuk sabar yang biasa yang dipaparkan oleh para ulama.
 

Sunday, 16 November 2014

Baca Al-Qur'an via Smartphone Apakah Juga Mendapatkan Pahala?

Islamedia.co

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 

Sehubungan dengan semakin meningkatnya perkembangan Gadget seperti smartphone atau tablet demikian pesat, maka segala sesuatu juga menjadi lebih praktis, cepat, dan mengakomodir setiap kebutuhan umat manusia yang menggunakannya. 

Ada beberapa pertanyaan yang belakangan ini mengganggu pikiran saya, yaitu tentang Aplikasi Al Quran pada Smartphone. ada beberapa pertanyaan yang ini saya ajukan, antara lain:
  1. Hukum tentang adanya aplikasi tersebut, mengingat itu adalah kumpulan ayat-ayat suci al-qur'an.
  2. Hukum membaca Al-Qur'an pada aplikasi tersebut, apakah sama ketentuan hukumnya dengan apabila kita membaca Al-Qur'an biasa.
  3. Hukum membawa dan meletakkannya, secara itu adalah handphone yang bisa di letakkan dimana saja termasuk di kantong celana.
  4. Apakah sama pahalanya dengan apabila kita membaca Al-Qur'an biasa?
Demikian Pertanyaan dari saya, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan mohon di maafkan

Atas perhatiannya, saya haturkan terima kasih.

Saturday, 15 November 2014

Hadits Anjuran Berbuat Baik



Mutiara Hadits


Rasulullah SAW bersabda:


“Barang siapa menyingkirkan duri dari jalan yang dilalui orang-orang Islam maka pasti ditulis baginya suatu kebaikan, serta barang siapa kebaikannya diterima maka dia pasti masuk surga.”
(HR. Bukhori)



*diambil dari Buletin Al Iman (telagainsanberiman@gmail.com)