Drop Down Menu

Thursday, 13 August 2015

Shalat itu Lebih Utama dari Dzikir

Shalat itu Lebih Utama dari DzikirShalat itu lebih utama dari dzikir. Namun sebagian kalangan menempatkan dzikir sesudah shalat itu lebih utama dari shalat. Yang terjadi, mereka berdzikir bisa sampai satu jam setelah shalat wajib. Sedangkan shalatnya saja cepat, hanya 5 menitan. Malah ada yang dzikirnya sampai ribuan namun sayang tidak shalat. Wallahul musta’an.

Allah Ta’ala berfirman,

اَتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Ankabut: 45)

Penjelasan berikut kami sarikan dari penjelasan Syaikh As-Sa’di dalam Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal. 669) mengenai ayat di atas.

Fahsya’ dan Munkar

Dalam ayat disebutkan bahwa shalat dapat mencegah perbuatan fahsya’ dan munkar. Apa yang dimaksud fahsya’ dan munkar?

Fahsya’ artinya maksiat yang sangat disukai oleh jiwa. Sedangkan munkar adalah maksiat yang akal dan fitrah tidak menyetujuinya.

Shalat Mencegah Fahsya’ dan Munkar

Shalat yang bagaimana yang dapat mencegah perbuatan keji dan munkar? Yaitu shalat yang dikerjakan dengan memenuhi rukun, syarat, dan khusyu’nya. Hati jadi bersinar dan bersih ketika melaksanakannya. Iman pun semakin bertambah ketika shalat tersebut dijalankan. Shalat tersebut pun semakin mendorong orang untuk semangat dalam kebaikan. Shalat tersebut dapat membuat kejelekan (dosa) diminimalkan atau bahkan dinihilkan.
Shalat yang dikerjakan seperti yang disebut di atas, itulah yang dapat mencegah perbuatan fahsya’ dan munkar. Itulah hasil dan buah shalat yang paling utama.

Shalat itu Lebih Utama dari Dzikir

Ada shalat yang lebih utama yaitu shalat yang di dalamnya terdapat dzikir pada Allah dengan hati, lisan dan badan. Karena Allah Ta’ala menciptakan makhluk untuk beribadah. Ibadah yang paling utama adalah shalat. Sebagaimana dimaklumi bahwa dalam shalat terdapat ibadah dengan seluruh jawarih (anggota badan) yang tidak terdapat pada ibadah lainnya. Oleh karena itu disebut dalam ayat dengan ‘wa ladzikrullahi akbar’, yaitu shalat lebih utama dari ibadah lainnya.

Setelah menyebutkan keutamaan shalat dalam ayat ini, kebanyakan pakar tafsir menyatakan bahwa dzikir setelah shalat lebih utama daripada shalat itu sendiri. Namun menurut Syaikh As-Sa’di, pernyataan yang awal disebutkan bahwa shalat itu lebih utama dari ibadah lainnya menunjukkan bahwa shalat itu sendiri lebih utama dari dzikir sesudah shalat. Karena shalat sendiri adalah akbarudz dzikr (dzikir yang paling besar). Demikian intisari pernyataan dari Syaikh As-Sa’di rahimahullah.

Ada pendapat dari ulama lain yang dinukil oleh Imam Asy-Syaukani yang menyatakan sama seperti pendapat Syaikh As-Sa’di di atas bahwa dzikir yang dimaksud dalam ayat adalah shalat. Karena dalam ayat lainnya shalat dinyatakan dengan dzikir seperti pada ayat,

فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ

Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah (yaitu shalat).” (QS. Al-Jumu’ah: 9). Yang jelas dalam shalat terdapat dzikir yang menunjukkan keutamaan shalat itu sendiri dari ibadah lainnya. (Lihat Fath Al-Qadir, 4: 269)

Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.

Referensi:

  1. Fath Al-Qadir. Cetakan ketiga tahun 1426 H. Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Asy-Syaukani. Penerbit Darul Wafa’.
  2. Tafsir As-Sa’di (Taisir Al-Karim Ar-Rahman). Cetakan kedua tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.
@ Darush Sholihin Panggang, Gunungkidul, 9 Sya’ban 1436 H sore hari 4: 24 PM


*diambil dari Artikel Rumaysho.Com

No comments:

Post a Comment