Shalat itu lebih utama dari dzikir. Namun sebagian kalangan
menempatkan dzikir sesudah shalat itu lebih utama dari shalat. Yang
terjadi, mereka berdzikir bisa sampai satu jam setelah shalat wajib.
Sedangkan shalatnya saja cepat, hanya 5 menitan. Malah ada yang
dzikirnya sampai ribuan namun sayang tidak shalat. Wallahul musta’an.
Allah Ta’ala berfirman,
اَتْلُ
مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ
الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ
أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Ankabut: 45)
Penjelasan berikut kami sarikan dari penjelasan Syaikh As-Sa’di dalam Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal. 669) mengenai ayat di atas.
Fahsya’ dan Munkar
Dalam ayat disebutkan bahwa shalat dapat mencegah perbuatan fahsya’ dan munkar. Apa yang dimaksud fahsya’ dan munkar?
Fahsya’ artinya maksiat yang sangat disukai oleh jiwa. Sedangkan munkar adalah maksiat yang akal dan fitrah tidak menyetujuinya.
Shalat Mencegah Fahsya’ dan Munkar
Shalat yang bagaimana yang dapat mencegah perbuatan keji dan munkar?
Yaitu shalat yang dikerjakan dengan memenuhi rukun, syarat, dan
khusyu’nya. Hati jadi bersinar dan bersih ketika melaksanakannya. Iman
pun semakin bertambah ketika shalat tersebut dijalankan. Shalat tersebut
pun semakin mendorong orang untuk semangat dalam kebaikan. Shalat
tersebut dapat membuat kejelekan (dosa) diminimalkan atau bahkan
dinihilkan.
Shalat yang dikerjakan seperti yang disebut di atas, itulah yang dapat mencegah perbuatan fahsya’ dan munkar. Itulah hasil dan buah shalat yang paling utama.
Shalat itu Lebih Utama dari Dzikir
Ada shalat yang lebih utama yaitu shalat yang di dalamnya terdapat dzikir pada Allah dengan hati, lisan dan badan. Karena Allah Ta’ala
menciptakan makhluk untuk beribadah. Ibadah yang paling utama adalah
shalat. Sebagaimana dimaklumi bahwa dalam shalat terdapat ibadah dengan
seluruh jawarih (anggota badan) yang tidak terdapat pada ibadah lainnya. Oleh karena itu disebut dalam ayat dengan ‘wa ladzikrullahi akbar’, yaitu shalat lebih utama dari ibadah lainnya.
Setelah menyebutkan keutamaan shalat dalam ayat ini, kebanyakan pakar
tafsir menyatakan bahwa dzikir setelah shalat lebih utama daripada
shalat itu sendiri. Namun menurut Syaikh As-Sa’di, pernyataan yang awal
disebutkan bahwa shalat itu lebih utama dari ibadah lainnya menunjukkan
bahwa shalat itu sendiri lebih utama dari dzikir sesudah shalat. Karena
shalat sendiri adalah akbarudz dzikr (dzikir yang paling besar). Demikian intisari pernyataan dari Syaikh As-Sa’di rahimahullah.
Ada pendapat dari ulama lain yang dinukil oleh Imam Asy-Syaukani yang
menyatakan sama seperti pendapat Syaikh As-Sa’di di atas bahwa dzikir
yang dimaksud dalam ayat adalah shalat. Karena dalam ayat lainnya shalat
dinyatakan dengan dzikir seperti pada ayat,
فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ
“Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah (yaitu shalat).”
(QS. Al-Jumu’ah: 9). Yang jelas dalam shalat terdapat dzikir yang
menunjukkan keutamaan shalat itu sendiri dari ibadah lainnya. (Lihat Fath Al-Qadir, 4: 269)
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Referensi:
- Fath Al-Qadir. Cetakan ketiga tahun 1426 H. Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Asy-Syaukani. Penerbit Darul Wafa’.
- Tafsir As-Sa’di (Taisir Al-Karim Ar-Rahman). Cetakan kedua tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.
—
@ Darush Sholihin Panggang, Gunungkidul, 9 Sya’ban 1436 H sore hari 4: 24 PM
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
*diambil dari Artikel Rumaysho.Com
No comments:
Post a Comment