Dzikir petang berikut patut diamalkan karena akan membuat kita lebih
semangat di petang hari dan dimudahkan Allah dalam segala urusan serta
dihindarkan dari berbagai bahaya.
Untuk waktunya, menurut pendapat yang paling tepat adalah dari
tenggelam matahari atau waktu Maghrib hingga pertengahan malam.
Pertengahan malam dihitung dari waktu Maghrib hingga Shubuh, taruhlah
sekitar 10 jam, sehingga pertengahan malam sekitar jam 11 malam. Baca
artikel: Akhir Waktu Dzikir Petang.
Adapun dzikir yang kali ini kami publish adalah revisi dari yang ada
sebelumnya setelah menyaring dzikir yang menurut kami lemah (dho’if) berdasarkan penilaian para ulama.
Juga dalam dzikir petang kali ini, kami sertakan dengan faedah dari
setiap dzikir berdasarkan hadits yang menyebutkan dzikir tersebut
sehingga dengan itu bisa merenung maksud dzikir dan raih manfaatnya.
Dzikir kali ini pun kami bantu dengan transliterasi untuk setiap
bacaan selain bacaan Al Qur’an, moga bermanfaat bagi yang sulit membaca
dzikir yang ada huruf demi huruf.
Diingatkan pula ada bacaan dzikir yang mirip dengan dzikir pagi. Namun ada yang hanya khusus dibaca pagi saja, ada pula yang petang saja.
Dzikir yang Dibaca di Waktu Petang
(Dari tenggelam matahari atau waktu Maghrib hingga pertengahan malam)
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
[1]
Membaca ayat Kursi
اللَّهُ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ
وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا
الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ
إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا
يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia
mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka
tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa
berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al Baqarah: 255) (Dibaca 1 x)
Faedah: Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia
akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga pagi. Siapa
yang membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi hingga petang.[1]
[2]
Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah ilah
yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada
pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ
أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ
إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ
حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Shubuh,
dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah
gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang
menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki
apabila ia dengki”. (QS. Al Falaq: 1-5) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ
أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ
الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ
الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia.
Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari
jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6) (Dibaca 3 x)
Faedah: Siapa yang mengucapkannya masing-masing tiga kali ketika pagi dan petang, maka segala sesuatu akan dicukupkan untuknya.[2]
[3]
أَمْسَيْنَا
وَأَمْسَى الْمُلْكُ للهِ، وَالْحَمْدُ للهِ، لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ
اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي
هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنَ
الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ
وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Amsaynaa wa amsal mulku lillah
walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku
walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro
maa fii hadzihil lailah wa khoiro maa ba’dahaa, wa a’udzu bika min
syarri maa fii hadzihil lailah wa syarri maa ba’dahaa. Robbi a’udzu bika
minal kasali wa suu-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari
wa ‘adzabin fil qobri.
Artinya:
“Kami telah memasuki waktu petang dan kerajaan hanya milik Allah,
segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali
Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya
pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.Wahai Rabbku, aku
mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku
berlindung kepadaMu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya.
Wahai Rabbku, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejelekan di
hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka
dan siksaan di kubur.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Meminta pada Allah kebaikan di malam ini dan
kebaikan sesudahnya, juga agar terhindar dari kejelekan di malam ini
dan kejelekan sesudahnya. Di dalamnya berisi pula permintaan agar
terhindar dari rasa malas padahal mampu untuk beramal, juga agar
terhindar dari kejelekan di masa tua. Di dalamnya juga berisi permintaan
agar terselamatkan dari siksa kubur dan siksa neraka yang merupakan
siksa terberat di hari kiamat kelak.[3]
[4]
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا،وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Allahumma bika amsaynaa wa bika ash-bahnaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikal mashiir.
Artinya:
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu
petang, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi.
Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami
mati. Dan kepada-Mu tempat kembali (bagi semua makhluk).” (Dibaca 1 x) [4]
[5]
Membaca Sayyidul Istighfar
اَللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا
عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ،
وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ
إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma anta robbii laa ilaha illa
anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika
mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi
ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa
yagh-firudz dzunuuba illa anta.
Artinya:
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah
kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku
akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu)
semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku). Aku
berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui
nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah
aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang
hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut
sebelum petang hari, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang
mengucapkannya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati
sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni surga.[5]
[6]
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَمْسَيْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ،
وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَـهَ
إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ
وَرَسُوْلُكَ
Allahumma inni amsaytu usy-hiduka wa
usy-hidu hamalata ‘arsyika wa malaa-ikatak wa jami’a kholqik, annaka
antallahu laa ilaha illa anta wahdaka laa syariika lak, wa anna
Muhammadan ‘abduka wa rosuuluk.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu petang ini mempersaksikan
Engkau, malaikat yang memikul ‘Arys-Mu, malaikat-malaikat dan seluruh
makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada ilah yang
berhak disembah kecuali Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu dan
sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.” (Dibaca 4 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini
ketika pagi dan petang hari sebanyak empat kali, maka Allah akan
membebaskan dirinya dari siksa neraka.[6]
[7]
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا
وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ
فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ
عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ
يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ
فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal
‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal
‘aafiyah fii diinii wa dun-yaaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur
‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa
min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi
‘azhomatik an ugh-taala min tahtii.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di
dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan
keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah,
tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan
tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka,
belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu,
agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam
bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).” (Dibaca 1 x)
Faedah: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidaklah pernah meninggalkan do’a ini di pagi dan petang hari. Di
dalamnya berisi perlindungan dan keselamatan pada agama, dunia, keluarga
dan harta dari berbagai macam gangguan yang datang dari berbagai arah.[7]
[8]
اَللَّهُمَّ
عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ،
رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ
أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ
وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ
إِلَى مُسْلِمٍ
Allahumma ‘aalimal ghoybi
wasy-syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa
maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa
min syarrisy-syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an
aw ajurruhu ilaa muslim.
Artinya:
“Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb
pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku
bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku
berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya
(godaan untuk berbuat syirik pada Allah), dan aku (berlindung kepada-Mu)
dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang
muslim.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Do’a ini diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Abu Bakr Ash Shiddiq untuk dibaca pada pagi, petang dan saat beranjak tidur.[8]
[9]
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.
Artinya:
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan
langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (Dibaca 3 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut
sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka
tidak akan ada bahaya yang tiba-tiba yang memudaratkannya.[9]
[10]
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyyaa.
Artinya:
“Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi.” (Dibaca 3 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan hadits ini
sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka
pantas baginya mendapatkan ridha Allah. [10]
[11]
يَا
حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ
كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا
Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika
as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii
thorfata ‘ainin abadan.
Artinya:
“Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak
butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan,
perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun
sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).” (Dibaca 1 x)
Faedah: Dzikir ini diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Fathimah supaya diamalkan pagi dan petang. [11]
[12]
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhanallah wa bi-hamdih.
Artinya:
“Maha suci Allah, aku memuji-Nya.” (Dibaca 100 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ‘subhanallah wa bi hamdih’
di pagi dan petang hari sebanyak 100 x, maka tidak ada yang datang pada
hari kiamat yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali orang yang
mengucapkan semisal atau lebih dari itu.[12]
[13]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Artinya:
“Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang
berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 1o x)
Faedah: Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut di
pagi hari sebanyak sepuluh kali, Allah akan mencatatkan baginya 10
kebaikan, menghapuskan baginya 10 kesalahan, ia juga mendapatkan
kebaikan semisal memerdekakan 10 budak, Allah akan melindunginya dari
gangguan setan hingg petang hari. Siapa yang mengucapkannya di petang
hari, ia akan mendapatkan keutamaan semisal itu pula. [13]
[14]
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A’udzu bikalimaatillahit-taammaati min syarri maa kholaq.
Artinya:
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya.” (Dibaca 3 x pada waktu petang)
Faedah: Siapa yang mengucapkannya di petang hari,
niscaya tidak ada racun atau binatang (seperti: kalajengking) yang
mencelakakannya di malam itu.[14]
REFERENSI
[1] HR. Al Hakim (1: 562). Syaikh Al Albani menshahihkan hadits tersebut dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 655.
[2] HR. Abu Daud no. 5082, Tirmidzi no. 3575. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
[3] HR. Muslim no. 2723. Lihat keterangan Syarh Hisnul Muslim, hal. 161.
[4] HR. Tirmidzi no. 3391 dan Abu Daud no. 5068. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
[5] HR. Bukhari no. 6306.
[6] HR. Abu Daud no. 5069. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[7] HR. Abu Daud no. 5074 dan Ibnu Majah no. 3871. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
[8]
HR. Tirmidzi no. 3392 dan Abu Daud no. 5067. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahawa sanad hadits ini shahih. Adapun kalimat terakhir
(وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ)
adalah tambahan dari riwayat Ahmad 2: 196. Dikomentari oleh Syaikh
Syu’aib Al Arnauth bahwa hadits tersebut shahih dilihat dari jalur
lainnya (shahih lighoirihi).
[9]
HR. Abu Daud no. 5088, 5089, Tirmidzi no. 3388, dan Ibnu Majah no.
3869. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
[10] HR. Abu Daud no. 5072, Tirmidzi no. 3389. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[11]
HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 46, An Nasai dalam
Al Kubro (381/ 570), Al Bazzar dalam musnadnya (4/ 25/ 3107), Al Hakim
(1: 545). Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al
Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 227.
[12] HR. Muslim no. 2692.
[13] HR. An Nasai Al Kubra 6: 10.
[14]
HR. Ahmad 2: 290. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad
hadits ini shahih sesuai syarat Muslim. Lihat komentar Syaikh Syu’aib Al
Arnauth terhadap hadits ini untuk pengertian hummah diartikan dengan
racun atau sengatan kalajengking.
—
Bagian dari Buku Dzikir Pagi Petang karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
Direvisi ulang 11 Jumadats Tsaniyyah 1436 H
*diambil dari Artikel Rumaysho.Com
No comments:
Post a Comment