Semoga Allah SWT yang menguasai tubuh kita memberikan karunia kesehatan
lahir dan batin. Bersabar ketika diuji dengan kemalangan dan bersyukur
ketika dikarunia kenikmatan. Karena ada kalanya seseorang yang diuji
kemalangan, terhina karena ketidaksabarannya. Dan dikala mendapat kenikmatan, terhina karena ketidaksyukurannya.
Sabar adalah kegigihan untuk berada di jalan yang Allah sukai. Misalnya,
sabar ketika sedang diuji oleh kemalangan. Kesabaran seseorang akan
tampak dari akhlak dalam menyikapinya. Penderitaan karena kemalangan
tidak jarang membuat seseorang bicaranya tidak karuan, penuh keluh
kesah, emosional. Sungguh, sangatlah merugi bagi seseorang yang ketika
diuji dengan kemalangan disikapi dengan emosi berlebihan (negatif).
Karena hal tersebut tetap saja tidak akan menolak kemalangan yang
dialaminya. Lalu, bagaimana menyikapinya?
Ada beberapa sikap sabar yang bisa kita latih saat diuji dengan
kemalangan. Pertama, sikap selalu berprasangka baik kepada Allah.
Diawali dengan menyadari sepenuhnya bahwa hidup ini dan apa yang kita
miliki bukanlah milik kita melainkan milik Allah. Mau diambil kembali
atau tidak oleh-Nya, itu hak Dia. Kita patut menyadari bahwa setiap
derita yang kita alami, pada hakikatnya sudah diukur Allah. Maka
biasakanlah mengucapkan "Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun"
(Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nyalah tempat kita kembali).
Sikap sadar tersebut akan berbuah keyakinan. Yakin bahwa Allah tidak
akan menimpakan suatu kejadian bila tidak ada hikmahnya. Sehingga kita
terpanggil untuk menginstropeksi diri. Mungkin saja kemalangan yang kita
derita karena sering melupakan nikmat-nikmat yang Allah berikan dan
kita semakin jauh dari-Nya. Yakini bahwa kemalangan yang menimpa, bisa
jadi merupakan cara Allah mengingatkan kita untuk kembali ingat dan
dekat kepada-Nya. Kemalangan adalah bentuk dari kasih sayang Allah.
Sikap sabar kedua yang harus dikuasai yaitu sikap menerima ketentuan
Allah. Tidak berkeluh kesah karena itu adalah tanda-tanda dari
ketidaksabaran. Dan karena kurang bisa menerima ketentuan Allah, membuat
diri menjadi lemah tidak berdaya. Oleh karena itu, betapapun parahnya
kemalangan yang menimpa kita, berusahalah untuk tegar menjalaninya.
Sikap sabar ketiga, dengan merenungkan hikmah kemalangan, selain sebagai
sarana intropeksi diri juga sebagai penggugur dosa seperti gugurnya
daun dari pepohonan.
Saudaraku, sesungguhnya hidup bahagia, tenang lahir batin, mudah
mendapatkan pertolongan Allah, dan kemampuan untuk dekat kepada-Nya,
hanya dimiliki orang-orang yang sabar. Untuk itu, jadikanlah sabar
sebagai penolong kita seperti halnya salat yang kita kerjakan. Insya
Allah kita akan mampu bersikap tegar menghadapi kemalangan sebesar
apapun. Wallahu alam bishawab.
*diambil dari artikel www.daaruttauhid.org
No comments:
Post a Comment