Edisi 305/ Agustus Th. 2014
Waktu merupakan salah satu nikmat
Allah yang paling berharga dianugerahkan kepada para hamba-Nya.
Dalam Al-Quran disebutkan bahwa
manusia itu akan mengalami kehancuran jika tidak memanfaatkan waktunya untuk
kebaikan, sebagaimana firman Allah,
“Dan demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS Al-‘Ashr [103]: 1–3).
“Dan demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS Al-‘Ashr [103]: 1–3).
Imam Fakhrurrazi dalam tafsirnya
tentang surah Al-‘Ashr tersebut menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Al-‘Ashr
itu adalah waktu atau masa. Masa adalah sesuatu yang sifatnya sangat unik dan
mengagumkan. Beragam kisah anak manusia terjadi silih berganti pada lintas
generasi.
Kualitas kehidupan seorang anak
manusia sangat tergantung dari caranya memanfaatkan waktu. Hidupnya akan
berarti dan bernilai jika ia dapat memaksimalkan peran waktu di kehidupannya.
Sebaliknya, kerugian dan kegagalanlah yang akan diperoleh saat dia
menyia-nyiakan waktu yang dilaluinya. Rasulullah SAW dalam hadisnya menjelaskan
tentang urgensi waktu sebagai berikut, “Ada dua jenis nikmat yang sering kali
dilalaikan kebanyakan orang, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” Kedua nikmat
ini merupakan anugerah tak terhingga dari Allah SWT yang harus dimanfaatkan
secara maksimal.
Terkait interpretasi dari hadis
ini, Ibnul Jauzi menjelaskan, terkadang seseorang berada dalam kondisi sehat
tap tidak mempunyai waktu luang akibat tersita oleh pekerjaan dan urusan
duniawi lainnya.
Sebaliknya saat seseorang
mempunyai waktu luang namun tetap tidak bisa memanfaatkannya karena kondisi kesehatannya
yang buruk sehingga waktu luang pun akan berlalu dengan sia-sia.
Dengan demikian, usia pada
dasarnya tidaklah bernilai apa-apa dalam kehidupan ini, karena sebenarnya yang
berharga itu adalah value dari pemanfaatan waktu. Value inilah yang akan
membuat usia seseorang memiliki makna dan kualitas.
Seorang yang menyia-nyiakan
puluhan tahun dari usianya, namun di saat-saat terakhirnya ia bertobat dan
berbuat kebaikan maka kualitas usianya itu hanya di penghujung usianya saja.
Ini menguatkan pernyataan dari ayat yang disebutkan sebelumnya.
Menarik sekali pernyataan dari
Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa selama dia bergaul dengan para ahli sufi,
hanya dua pernyataan yang sesalu dia dengar dari mereka, yaitu “Waktu itu
ibarat pedang, jika kau tidak membunuhnya (waktu) maka dialah yang akan
membunuhmu.”
Pernyataan lainnya, “Dan
waktumu... jika tidak kau pergunakan untuk kebaikan maka dia akan menyibukkanmu
dengan kejahatan.”
Wallahu a’lam bish shawab.
Wallahu a’lam bish shawab.
Rafiqah Ahmad Lc MA
*Diterbitkan oleh Buletin Al Iman tanggal 15 Agustus 2014 (telagainsanberiman@gmail.com).
No comments:
Post a Comment