Edisi 307 / Agustus Th. 2014
Sikap proaktif terdapat dalam
Alquran, Sunnah, sejarah kita yang agung dan panjang serta dalam peradaban kita
yang dikenal dan diakui oleh dunia. Allah swt berfirman, “Bersegeralah menuju ampunan Tuhan dan sorga yang luasnya seluas langit
dan bumi.” (QS Ali Imran: 133). Yang ada hanya sikap bersegera. Engkau
harus bergerak cepat. Jalannya tidak mengenal kata henti. Dalam Alquran
disebutkan. “Bagi siapa di antara kalian
yang ingin maju atau mundur.” (QS Al Muddatsir: 37). Jadi tidak ada kata
berhenti. Jika maju engkau termasuk pendahulu yang layak mendapat penghargaan
dan medali ilahi. Namun jika mundur tidak ada satupun yang memberikan pujian
dan posisi untukmu, entah di dunia ataupun di akhirat.
Allah berfirman, “Bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri)
tempat ia menghadap. Maka berlomba-lombalah dalam melakukan kebaikan.” (QS
Al-Baqarah: 148). Setiap manusia memiliki potensi entah berupa wawasan
pengetahuan, syair, sastra, manajemen, ekonomi, bisnis, atau teknik. Jika
semuanya ikut berpartisipasi dalam satu proyek yang mulia, tentu mereka menjadi
hamba yang salih. Islam mengajakmu untuk ikut berpartisipasi, untuk bersikap proaktif.
Allah berfirman, “Dan orang-orang yang
cekatan dan mendahului berhak mendapatkan kedudukan tinggi dan mulia di sorga
yang penuh nikmat.” Tidak ada seorangpun yang memberimu pahala. Engkau juga
tidak akan meraih kedudukan mulia selama engkau tidak mau mencapainya dengan
jerih payah, tulus, sabar, dan sungguh-sungguh.
Berbagai kondisi yang menunjukkan
sikap proaktif disebutkan oleh Alquran dan Sunnah. Umat islam saat ini harus
melenyapkan kegagalan, kerendahan, keterbelakangan, dan kemunduran yang ada.
Mereka harus maju bergerak agar unggul di dunia dan akhirat. Kita adalah umat
yang dikeluarkan untuk manusia. Kita seperti khazanah terpendam. Benda bernilai
yang tersembunyi. Allah mengeluarkan kita untuk manusia dan untuk seluruh
dunia. Allah berfirman, “Kalian adalah
umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia.” (QS Ali Imran: 110). Bagaimana
kita mewujudkan kondisi sebagai umat terbaik? Yaitu dengan bersegera dan
bersikap proaktif.
Nabi saw bersabda, “Yang terbaik di antara mereka adalah
memulai memberi salam.” Beliau berbicara tentang dua orang yang saling
bermusuhan. Yang terbaik di antara mereka adalah yang memulai memberi salam
kepada saudaranya. Karena itu, mulailah dan jadilah yang pertama. Langkah
pertama berasal darimu. Dalam sebuah buku disebutkan bahwa perjalanan panjang
dimulai dari langkah pertama. Apakah engkau meluruskan perjalananmu? Mulailah
hari ini. Bacalah satu halaman dari kitabullah. Shalatlah dua rakaat.
Bersedekahlah kepada seorang fakir. Hibur saudaramu. Berikan perhatian kepada
dunia Islam entah dengan harta, doa, dan simpatimu.
Nabi saw bersabda, “Bersegeralah melakukan sejumlah amal sebelum
yang tujuh datang!” Maksudnya, cepatlah melakukan amal-amal salih,
melakukan sejumlah hal mulia, dengan membangun masyarakat sebelum tujuh kondisi
datang. “Bukankah yang kalian tunggu
hanya kefakiran yang bisa melupakan, kekayaan yang bisa melenakan, sakit yang
bisa merusak, masa tua yang menyerang, kematian yang membunuh, atau keluarnya
dajjal yang merupakan kejahatan tersembunyi, atau kiamat yang merupakan bencana
terdahsyat.”
Nabi saw lalu bersegera melakukan
amal-amal salih. Beliau melakukannya sebelum yang lain datang. Dalam dakwah
Rasul saw pergi mendatangi tempat berkumpul orang-prang musyrik, ke tempat
ibada orang yahudi, dan ke sekolah-sekolah mereka. Beliau menyampaikan risalah
kepada mereka. Beliau berkata, “Allah
mengutusku kepada kalian. Ucapkanlah la ilaha illallah.” Beliau
mengumpulkan kabilah-kabilah Arab lalu menyampaikan khutbah yang menakjubkan.
Beliau juga masuk ke kemah-kemah di Mina saat kaum musyrik datang untuk
menunaikan ibadah haji. Rasul saw tidak menunggu dikunjungi mereka. Namun
beliau yang lebih dahulu mengunjungi. Karena itu, hendaknya engkau juga
demikian.
Rasul saw bersikap proaktif.
Beliau menulis surat kepada para raja dan penguasa. Sungguh sebuah keagungan.
Keagungan Muhammad saw. Beliau tidak menunggu di rumahnya. Namun beliau, sosok
nabi yang ummi dan yatim di Mekkah, menulis surat kepada Heraklius dan kepada
Kisra Anusyirwan, pembesar Persia.
Ali ath-Thanthawi rahumahullah
berkata, “Risalah beliau sampai ke enam benua dalam waktu dua puluh lima tahun.
Dinia memberikan ucapan selamat kepadanya. Para sahabat, kekasih, dan pengikut
beliau sampai ke sungai Rhein serta mendekati Tembok Cina. Hal itu terwujud karena
sikap proaktif yang diterima oleh Nabi saw dari Jibril di gua lewat kata Iqra.
Kemudian beliau segera berdakwah. Nabi saw merupakan orang pertama yang
proaktif dalam melakukan setiap amal salih.
Kesungguhan merupakan
keberuntungan. Ia berupa amal yang semangat. Yaitu dengan mencurahkan seluruh
upaya dan mau memberi, mau menyedekahkan tidurmu pada bintang malam, serta mau
berjuang dalam kancah kehidupan hingga mencapai target dengan ijin Allah. Orang-orang
malas tidak memiliki tempat dalam sejarah. Mereka tidak memiliki kedudukan yang
mulia. Tiada seorangpun yang akan memberikan medali penghargaan kepada mereka. Mereka
hanya menjadi hampa hingga akhirnya bertemu dengan Allah swt.
*Diterbitkan oleh
Buletin Al Iman tanggal 29 Agustus 2014 (telagainsanberiman@gmail.com).
No comments:
Post a Comment