Drop Down Menu

Friday, 29 August 2014

TAUSIAH JUM'AT: Bersikap Proaktif



Edisi 307 / Agustus Th. 2014

Sikap proaktif terdapat dalam Alquran, Sunnah, sejarah kita yang agung dan panjang serta dalam peradaban kita yang dikenal dan diakui oleh dunia. Allah swt berfirman, “Bersegeralah menuju ampunan Tuhan dan sorga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (QS Ali Imran: 133). Yang ada hanya sikap bersegera. Engkau harus bergerak cepat. Jalannya tidak mengenal kata henti. Dalam Alquran disebutkan. “Bagi siapa di antara kalian yang ingin maju atau mundur.” (QS Al Muddatsir: 37). Jadi tidak ada kata berhenti. Jika maju engkau termasuk pendahulu yang layak mendapat penghargaan dan medali ilahi. Namun jika mundur tidak ada satupun yang memberikan pujian dan posisi untukmu, entah di dunia ataupun di akhirat.

Allah berfirman, “Bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) tempat ia menghadap. Maka berlomba-lombalah dalam melakukan kebaikan.” (QS Al-Baqarah: 148). Setiap manusia memiliki potensi entah berupa wawasan pengetahuan, syair, sastra, manajemen, ekonomi, bisnis, atau teknik. Jika semuanya ikut berpartisipasi dalam satu proyek yang mulia, tentu mereka menjadi hamba yang salih. Islam mengajakmu untuk ikut berpartisipasi, untuk bersikap proaktif. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang cekatan dan mendahului berhak mendapatkan kedudukan tinggi dan mulia di sorga yang penuh nikmat.” Tidak ada seorangpun yang memberimu pahala. Engkau juga tidak akan meraih kedudukan mulia selama engkau tidak mau mencapainya dengan jerih payah, tulus, sabar, dan sungguh-sungguh.

Berbagai kondisi yang menunjukkan sikap proaktif disebutkan oleh Alquran dan Sunnah. Umat islam saat ini harus melenyapkan kegagalan, kerendahan, keterbelakangan, dan kemunduran yang ada. Mereka harus maju bergerak agar unggul di dunia dan akhirat. Kita adalah umat yang dikeluarkan untuk manusia. Kita seperti khazanah terpendam. Benda bernilai yang tersembunyi. Allah mengeluarkan kita untuk manusia dan untuk seluruh dunia. Allah berfirman, “Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia.” (QS Ali Imran: 110). Bagaimana kita mewujudkan kondisi sebagai umat terbaik? Yaitu dengan bersegera dan bersikap proaktif.

Nabi saw bersabda, “Yang terbaik di antara mereka adalah memulai memberi salam.” Beliau berbicara tentang dua orang yang saling bermusuhan. Yang terbaik di antara mereka adalah yang memulai memberi salam kepada saudaranya. Karena itu, mulailah dan jadilah yang pertama. Langkah pertama berasal darimu. Dalam sebuah buku disebutkan bahwa perjalanan panjang dimulai dari langkah pertama. Apakah engkau meluruskan perjalananmu? Mulailah hari ini. Bacalah satu halaman dari kitabullah. Shalatlah dua rakaat. Bersedekahlah kepada seorang fakir. Hibur saudaramu. Berikan perhatian kepada dunia Islam entah dengan harta, doa, dan simpatimu.

Nabi saw bersabda, “Bersegeralah melakukan sejumlah amal sebelum yang tujuh datang!” Maksudnya, cepatlah melakukan amal-amal salih, melakukan sejumlah hal mulia, dengan membangun masyarakat sebelum tujuh kondisi datang. “Bukankah yang kalian tunggu hanya kefakiran yang bisa melupakan, kekayaan yang bisa melenakan, sakit yang bisa merusak, masa tua yang menyerang, kematian yang membunuh, atau keluarnya dajjal yang merupakan kejahatan tersembunyi, atau kiamat yang merupakan bencana terdahsyat.”

Nabi saw lalu bersegera melakukan amal-amal salih. Beliau melakukannya sebelum yang lain datang. Dalam dakwah Rasul saw pergi mendatangi tempat berkumpul orang-prang musyrik, ke tempat ibada orang yahudi, dan ke sekolah-sekolah mereka. Beliau menyampaikan risalah kepada mereka. Beliau berkata, “Allah mengutusku kepada kalian. Ucapkanlah la ilaha illallah.” Beliau mengumpulkan kabilah-kabilah Arab lalu menyampaikan khutbah yang menakjubkan. Beliau juga masuk ke kemah-kemah di Mina saat kaum musyrik datang untuk menunaikan ibadah haji. Rasul saw tidak menunggu dikunjungi mereka. Namun beliau yang lebih dahulu mengunjungi. Karena itu, hendaknya engkau juga demikian.

Rasul saw bersikap proaktif. Beliau menulis surat kepada para raja dan penguasa. Sungguh sebuah keagungan. Keagungan Muhammad saw. Beliau tidak menunggu di rumahnya. Namun beliau, sosok nabi yang ummi dan yatim di Mekkah, menulis surat kepada Heraklius dan kepada Kisra Anusyirwan, pembesar Persia.

Ali ath-Thanthawi rahumahullah berkata, “Risalah beliau sampai ke enam benua dalam waktu dua puluh lima tahun. Dinia memberikan ucapan selamat kepadanya. Para sahabat, kekasih, dan pengikut beliau sampai ke sungai Rhein serta mendekati Tembok Cina. Hal itu terwujud karena sikap proaktif yang diterima oleh Nabi saw dari Jibril di gua lewat kata Iqra. Kemudian beliau segera berdakwah. Nabi saw merupakan orang pertama yang proaktif dalam melakukan setiap amal salih.

Kesungguhan merupakan keberuntungan. Ia berupa amal yang semangat. Yaitu dengan mencurahkan seluruh upaya dan mau memberi, mau menyedekahkan tidurmu pada bintang malam, serta mau berjuang dalam kancah kehidupan hingga mencapai target dengan ijin Allah. Orang-orang malas tidak memiliki tempat dalam sejarah. Mereka tidak memiliki kedudukan yang mulia. Tiada seorangpun yang akan memberikan medali penghargaan kepada mereka. Mereka hanya menjadi hampa hingga akhirnya bertemu dengan Allah swt.



*Diterbitkan oleh Buletin Al Iman tanggal 29 Agustus 2014 (telagainsanberiman@gmail.com).

No comments:

Post a Comment