Ada sebuah keunikan yang tidak disadari oleh banyak orang tua. Sesungguhnya Allah ta’ala Yang
Mahaadil telah menciptakan setiap anak manusia sama dan sederajat di
hadapan-Nya. Setiap anak memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Di mana
ada kelemahan, pasti di sanapun ada keistimewaan. Tak mungkin ada anak
yang cuma punya kelebihan tanpa kekurangan, sebaliknya tidak mungkin ada
anak yang hanya punya kekurangan tanpa kelebihan. Kalaupun itu model
kedua ini ada, maka kemungkinan besar penyebabnya ada kesalahan didik
dari orang tuanya.
Sadarlah wahai para orang tua, bahwa
setiap anak pasti memiliki kelebihan dan keistimewaan. Sebagian anak
menonjol di bidang akademik, ada yang menonjol akhlaknya, ada yang
menonjol dalam hal ketekunan, kekuatan hafalan, kekuatan nalar,
keterampilan, kepemimpinan dan seterusnya.
Namun terkadang orang tua kurang
menyadari hal ini. Masih banyak di antara mereka yang menjadikan
barometer penilaian anak hanya pada nilai-nilai yang tertera di dalam
rapor atau dengan prestasi tertentu. Padahal jika si anak lemah dalam
satu sisi, pasti ia memiliki keistimewaan di sisi yang lain.
Akan sangat bermanfaat, bila orang tua
bisa sesegera mungkin menemukan kelebihan pada diri masing-masing
anaknya. Jika perlu dan memungkinkan, bekerjasamalah dengan guru-guru di
sekolah untuk menemukan kelebihan tersebut. Bila orang tua telah
berhasil menemukannya, maka tindak lanjut yang semestinya dilakukan
adalah:
Beri Pengakuan
Orang tua yang tahu kelebihan anaknya
namun tidak pernah mengungkapkannya kepada mereka, sama saja bohong!
Pengakuan harus diberikan secara nyata, supaya anak-anak tahu dan
merasakannya. Ini juga yang akan semakin memupuk rasa percaya diri
mereka. Pengakuan bisa dilakukan dengan memberikan pujian terarah dan
terukur. Atau dengan menghadiahkan senyuman, belaian, ataupun peluk cium
saat anak menunjukkan kelebihannya.
Kembangkan dari sini
Dengan mengetahui kelebihan
masing-masing anak, orang tua akan menjadi lebih mudah untuk mengarahkan
dan mengembangkannya. Berikan fasilitas dan sarana penunjang untuk
mengembangkan kelebihan anak sesuai dengan bidangnnya. Bimbing mereka
untuk menentukan arah bagi cita-citanya kelak, agar tetap segaris dengan
bakat mereka. Selama bakat tersebut tidak menyelisihi ajaran agama.
Tak perlu membanding-bandingkan
Karena setiap anak unik dengan
kelebihannya masing-masing, maka jangan sekali-kali membuat standar yang
sama untuk mereka. Biarkan anak berkembang sesuai minat dan bakat
masing-masing. Orang tua harus membuang ambisi pribadinya untuk
menjadikan anaknya menjadi seperti yang ia inginkan, jika memang anak
tak mampu dan tak mau.
Ini semua tentu apabila bukan berkaitan
dengan ketaatan dalam beragama. Adapun bila kaitannya dengan menjalankan
perintah agama atau menjauhi larangannya, maka tentu diperlukan
ketegasan dari para orang tua dalam mengajarkannya pada anak.
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 19 Ramadhan 1436 / 6 Juli 2015
* Diadaptasi dengan sedikit tambahan oleh Abdullah Zaen dari Mencetak Generasi Rabbani karya Ummu Ihsan dan Abu Ihsan (hal. 125-126).
No comments:
Post a Comment