Drop Down Menu

Wednesday, 23 July 2014

TAUSIAH JUM'AT: Janganlah Engkau Bakhil



Edisi Nomor 3 Volume 5 Tahun ke-9


Para pembaca yang budiman, di antara sifat yang disukai oleh semua orang, kafir maupun muslim, shalih maupun thalih adalah sifat dermawan. Semua orang sepakat bahwa sifat dermawan adalah terpuji sebagaimana mereka juga telah bersepakat bahwa bakhil atau kikir adalah sifat yang tercela.

Jika demikian halnya, ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih-lebih telah menganjurkan sifat dermawan dan mencela sifat kikir. Allah menjelaskan berapapun yang kita dermakan karena semata-mata untuk Allah maka Allah akan gantikan dengan sesuatu yang lebih baik. Allah berfirman:

Dan apa pun yang kalian infaqkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rezeki. (QS Saba’ [34]: 39).

Namun, jiwa manusia sering keterlaluan dalam mencintai dunia, sehingga ia jatuh dalam sifat kikir. Setan juga demikian, ia takut-takuti manusia dengan kefakiran jika kita berikan harta yang kita miliki. Padahal setanlah yang mengajak kepada kefakiran. Allah berfirman:

Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS Al-Baqarah [2]: 268).

Jika anda pernah merenung: “Begitu susahnya mencari uang, lalu kita berikan begitu saha secara cuma-cuma...” ketahuilah bahwa itu adalah renungan (yang dibisikkan) setan, ketahuilah bahwa harta yang kita berikan karena Allah tidak akan berkurang karena sedekah.

 

Anjuran Agar Dermawan dan Larangan Bakhil

Allah berfirman:

Perumpamaan (bafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS Al-Baqarah [2]: 261).

Berkata Imam Al-Qurthubi: “Allah memperumpamakan orang yang bersedekah dengan petani, dan memperumpamakan sedekahnya dengan benih, maka Allah akan memberikan pada setiap sedekah baginya 700 kebaikan, kemudian Allah mengatakan: ‘Dan Allah akan melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki’. Maka jadilah perumpamaan orang yang bersedekah seperti petani, jika ia mahir dalam pekerjaan dan benihnya bagus serta tanahnya subur maka hasilnya akan lebih banyak, demikian juga orang yang bersedekah apabila ia shalih dan hartanya baik (dari yang halal) kemudian ia salurkan pada tempatnya maka pahalanya akan lebih banyak.” (al-Jami’ li Ahkamil Qur’an 2/1111).

Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan orang yang bakhil dan orang yang suka berinfaq seperti dua orang yang memakai jubah besi yang dia masukkan dari dada hingga kerongkongannya. Adapun orang yang suka berinfaq, setiap kali dia berinfaq jubahnya bertambah longgar dari kulitnya, sampai akhirnya menutupi jari-jemari dan menghapus jejak langkahnya (karena panjangnya, Pen.) Adapun orang yang bakhil, setiap kali dia akan berinfaq, maka menyempitlah baju besi itu, dia melonggarkannya, tapi jubahnya tetap tidak bertambah longgar.” (HR Al-Bukhari No. 1443).

Juga sabdanya:

“Tidak ada suatu hari yang dimasuki oleh seorang hamba, kecuali pada hari itu ada dua malaikat yang turun. Salah seorang dari mereka berdo’a: ‘Ya Allah, berikan kemusnahan harta pada orang yang tidak mau memberi.” (HR Al-Bukhari No. 1442).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan anjuran kedermawaan dan larangan dari kekikiran.
Yakinlah, Harta Tak Akan Berkurang Karena Sedekah!

Ini permasalahan yang sering muncul, bahwa kita selalu berfikir uang satu juta jika diinfaqkan 100 ribu akan berkurang menjadi 900 ribu, artinya bahwa infaq dan sedekah akan mengurangi harta kita! Ketahuilah – semoga Allah memudahkan kita dalam memahami dan meyakininya – bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta kita, bahkan sedekahlah yang akan menambah harta, karena itu yang disampaikan oleh nabi kita Muhammad saw, yang tidak berbicara kecuali dengan wahyu; beliau bersabda:

Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR Muslim no. 2558)

Secara riil kehidupan kita, pernahkah kita melihat orang jatuh miskin karena suka berinfaq kepada anak yatim atau pembangunan masjid?! Atau orang yang ‘kapok’ sedekah karena akan menyengsarakan hidupnya?! Hal itu tidak ada. Karenanya, sekali lagi yakini harta tidak berkurang dengan sedekah, dan jangan berhitung dalam sedekah bahwa “2 – 1 = 1”.

 

Potret Kedermawaan Kaum Salaf

Kalau kita berbicara sosok dan figur dalam kedermawanan maka lihatlah kepada salafushshalih, diawali dengan Rasulullah saw. Kedermawanan Rasulullah saw ini sangat mengesankan siapa pun. Bahkan seseorang yang baru masuk Islam menjadi lunak hatinya dengan pemberian beliau ini, sehingga membuat doa mencintai Islam dan menjadi baik keislamannya. Diceritakan oleh Anas ibn Malik:

Ada seorang meminta kepada Nabi saw kambing sebanyak antara dua bukit. Beliau pun memenuhi permintaannya. Maka orang itu mendatangi kaumnya sambil berkata: ‘Wahai kaumku, masuk Islamlah kalian! Sesungguhnya Muhammad itu suka memberi dengan pemberian yang dia sendiri tidak khawatir akan fakir!’” Anas mengatakan: “Tadinya orang itu masuk Islam karena menginginkan dunia, sampai akhirnya setelah masuk Islam, Islam lebih dia cintai daripada dunia seisinya.” (HR Muslim no. 2312).

Para sahabat Nabi saw juga menjadi teladan terhebat dalam kedermawaannya, seperti Abu Bakar ash-Shiddiq ra, yang paling banyak menyerahkan harta untuk mendukung Rasulullah saw. Juga seperti Utsman ibn Affan ra yang membeli sumur rumah milik seorang Yahudi dengan hartanya agar bisa diambil airnya oleh kaum muslimin. Demikian pula para sahabat lain yang menginfaqkan harta mereka di jalan Allah swt.

Dari kalangan wanita, ada Ummulmukminin Aisyah ra, yang sangat gemar bersedekah sampai-sampai lupa menyisakan sedikit pun hartanya untuk berbuka puasa. Juga Ummulmukminin Zainab binti Khuzaimah ra yang dijuluki Ummulmasakin, ibunda kaum miskin, karena senantiasa mengulurkan bantuan kepada orang-orang miskin. Begitu pula Ummulmukminin Zainab binti Jahsy ra yang paling bersedekah di antara para istri Rasulullah saw. Asma’ binti Abi Bakar ra yang gemar membuat sesuatu kemudian hasilnya dia sedekahkan, dan masih banyak lagi.

 

Lebih Dermawan di Bulan Ramadhan

Jika kita memahami penjelasan di atas, mulailah kita belajar berinfaq, dari yang kecil kemudian meningkat dan meningkat, karena kita belum mampu seperti para sahabat yang seolah-olah uang atau harta tidak ada artinya. Laboh lagi di bulan Ramadhan, karena sifat dermawan oada diri Rasulullah saw tampak lebih menonjol saat tiba bulan Ramdhan. Abdullah ibn Abbas ra berkata:

“Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan, ketika Jibril menemui beliau. Jibril biasa menemui beliau setiap malam sepanjang bulan Ramadhan, lalu mengajari beliau al-Quran. Maka ketika itulah Rasulullah saw lebih dermawan untuk memberikan kebaikan daripada angin yang bertiup kencang.” (HR al-Bukhari no. 3220 dan Muslim no. 2308)

Al-Imam an Nawawi mengatakan: Hadits ini memiliki beberapa faedah, diantaranya penjelasan tentang besarnya kedermawaan Rasulullah saw, serta disenanginya memperbanyak kedermawaan ini pada bulan Ramadhan.” (Syarh Shahih Muslim 15/68)

Abu Haitsam
Pondok Pesantren al-Furqon al-Islami Gresik

No comments:

Post a Comment