Drop Down Menu

Friday, 17 April 2015

Nama Kiamat (Bagian Ketiga)

Edisi 11 Tahun XXIV – Rabi’ul Awal 1436 H/ Januari 2015 M 


Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya, yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS Adh Dhukhan [44]: 40-42).

11. Yaum Al Hisab

Yaum Al Hisab (hari perhitungan) merupakan nama lain dari hari kiamat. Amal manusia memang akan dihitung secara detail, dimulai dari penghitungan yang terkait dengan shalat. Bila shalat baik, insya Allah akan baik pula hasil penghitungannya, Rasulullah saw bersabda: Amal yang pertama kali dihisab bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Bila shalatnya baik, maka seluruh amalnya yang lain menjadi baik. Dan bila shalatnya rusak, maka rusak pulalah seluruh amalnya yang lain. (HR. Thabrani).

Karenanya ini harus mendapat perhatian kita dari sekarang, Allah swt berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung (QS Al Hasyr [59]: 18-20).

Dalam konteks inilah, menjadi penting bafi kita untuk menghitung sendiri seberapa banyak kebaikan yang sudah kita lakukan untuk terus kita perbanyak, dan seberapa banyak keburukan yang kita lakukan untuk segera kita hentikan dan tidak melakukannya lagi. Sahabat Umar bin Khattab menyatakan: “Hitung-hitunglah dirimu, sebelum kamu dihitung.”
Manakala kita menghitung diri (muhasabah), maka akan kita tambah kebaikan yang masih kurang dan kita perbanyak apa yang sudah cukup, hal ini karena semakin banyak ama shaleh tentu akan semakin baik kehidupan kita di akhirat. Disinilah pentingnya bagi kita untuk berfastabiqul Khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Disinilah salah satu letak pentingnya bercermin pada orang yang lebih baik dari kita, dan kitapun harus menjadi cermin yang baik bagi orang lain, sehingga seseorang mendapati kekurangan dirinya dari kebaikan yang kita lakukan. Dengan demikian, bila di dunia ini seseorang tidak pernah mengevaluasi dirinya, dalam kehidupan di akhirat nanti ia akan sangat terkejut karena begitu sedikit nilai pahala yang diperolehnya, sedangkan nilai dosa justeru ama banyak.

12. Yaum Al Mizan

Selain dihitung, amal manusia juga ditimbang, karenanya ada amal yang ringan dikerjakan tapi berat timbangannya misalnya shalat jenazah dan ikut mengantarkan ke kutbur, kata Nabi pahalanya dua qirat, padahal satu qirat sebesar gunung uhud, bayangkan kalau gunung uhud yang isinya batu ditimbang, tentu amat berat. Padahal shalat jenazah itu sangat ringan, hanya empat takbir, tanpa ruku dan sujud sehingga yang sakit pinggang, yang sakit tulang persendian tetap bisa melaksanakannya, dalam hadits dijelaskan:

Dari Abu Hurairah ra berkata, telah bersabda Rasulullah saw, “Barangsiapa yang menyaksikan jenazah (dari rumahnya). (Di dalam satu riwayat), “Barangsiapa yang mengiringi jenazah seorang muslim dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala keimanan dan mengharapkan pahala sampai dishalatkan maka ia akan mendapatkan pahala satu qirath. Dan barangsiapa yang menyaksikannya sampai dikuburkan, (di dalam riwayat yang lain, sampai selesai semua kepengurusannya) maka ia mendapatkan pahala dua qirath”. Ditanyakan, “Apakah pahala dua qirath itu?”. Beliau menjawab, “Yaitu sebesar dua gunung yang besar”. (Di dalam riwayat yang lain), “Setiap satu qirath ukurannya itu sebesar gunung Uhud”. (HR. Ak-Bukhoriy: 1325, Muslim: 945 (52), 946, Abu Dawud: 3168, 3169, an-Nasa’iy: IV/54-55, 76,76-77,77, at-Turmudziy: 1040, Ibnu Majah: 1539, ath-Thayalisiy dan Ahmad).

Karena amal ditimbang, maka sekecil apapun kebaikan dan keburukan amal manusia, semuanya akan ditimbang sehingga manusia tidak bisa memprotes ketika divonis masuk neraka sebagai salah menghitung karena ditimbang juga atau timbangannya tidak sesuai, karena dihitung juga. Allah swt berfirman: Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. (QS Al Zalzalah [99]: 7-8).

13. Yaum Al Fashl

Yaum Al Fashl adalah hari pemisahan atau keputusan, ini merupakan nama hari kiamat, disebut demikian karena pada hari itulah Allah swt pisahkan dan putuskan mana orang benar, mana orang salah, semua diputuskan secara adil sebagaimana firman-Nya: Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya. (QS Ash Shaaffat [37]: 21).

Karena segala sesuatu diputuskan oleh Allah swt dan tidak ada orang yang mengganggu gugat, maka saudara dan temanpun tidak bisa jadi penolong, Allah swt berfirman: Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya, yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapatkan pertolongan, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS Adh Dhuhan [44]: 40-42).

Bagi kita, pilihan terbaik adalah meyakini dengan sepenuh hati dan pikiran bahwa hari kiamat itu pasti adanya, ini membuat kita mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan akhirat dengan iman dan amal shaleh. Karena itu, celaka bagi siapa saja yang mendustakan hari kiamat, Allah swt berfirman: Dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka). (Niscaya dikatakan kepada mereka:) “Sampai hari apakah ditangguhkan (mengazab orang-orang kafir itu)?” Sampai hari keputusan. Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu?. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (QS Al Mursalat [77]: 11-15).

Keputusan di dunia ini pasti kita nantikan dalam berbagai hal, seperti kelulusan studi, diterima kerja, penentuan juara dan sebagainya, begitu juga dengan kiamat yang sudah ditetapkan, Allah swt berfirman: Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok. (QS An Naba [78]: 17-18).

Karena itu, pada hari kiamat kitapun menunggu keputusan penempatan, apakah di surga atau neraka. Namun sejak sekarang kita sudah harus memutuskan dan memastikan untuk selalu menempuh jalan menuju surga, bukan sekadar berdoa tanpa usaha. Bila kita berdoa mengharapkan kebaikan di dunia dan akhirat, tapi yang kita tempuh justeru jalan hidup yang tidak benar, itu sama saja dengan mengkhianati doa kita sendiri.

Drs. H. Ahmad Yani
HP/WhatsApp: 08129021953 Instagram: ahmadyani47
Pin BB: 275d0bb3/7cd9c56a
Twitter: @H_AhmadYani
Facebook: Ust Ahmad Yani Dua

*diambil dari Buletin Khairu Ummah

No comments:

Post a Comment