Drop Down Menu

Tuesday 28 April 2015

Munafik Karena Tidak Shalat Jamaah di Masjid

Ada yang disebut munafik karena tidak shalat jamaah di masjid. Kenapa bisa?

Simak bahasan berikut. Nasehat ini untuk para pria karena yang wajib shalat jama’ah adalah para pria.

Sifat shalat orang munafik disebutkan dalam ayat berikut ini,

وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا


"Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An Nisaa’: 142).
Ada tiga sifat dari orang munafik yang bisa kita simpulkan dari ayat di atas:
  • Shalatnya malas dan terus merasa berat.
  • Riya’ dalam shalatnya.
  • Hanya sedikit mengingat Allah.

Monday 27 April 2015

Mereka yang Memegang Bara Api

Mereka yang Memegang Bara ApiBerpegang teguh dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini memang amat berat, bagai mereka yang memegang bara api.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ

Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Dijelaskan dalam Tuhfatul Ahwadzi bahwa di zaman tersebut, orang yang berpegang teguh dengan agama hingga meninggalkan dunianya, ujian dan kesabarannya begitu berat. Ibaratnya seperti seseorang yang memegang bara (nyala) api.

Sunday 26 April 2015

Keutamaan Bangun Subuh

Keutamaan Bangun ShubuhApa ada keutamaan bangun Shubuh? Kita tahu setiap muslim punya kewajiban untuk bangun shubuh karena ada shalat fardhu yang mesti ditunaikan kala itu.

Bisikan Setan Lewat Tiga Ikatan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَقِدَ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ

Setan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!” Jika ia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas.” (HR. Bukhari no. 1142 dan Muslim no. 776)

Setan akan membuat ikatan di tengkuk manusia ketika ia tidur. Ikatan tersebut seperti sihir yang dijalankan oleh setan untuk menghalangi seseorang untuk bangun malam. Karena ikatan itu ada akhirnya setan terus membisikkan atau merayu supaya orang yang tidur tetap terus tidur dengan mengatakan ‘malam itu masih panjang’.

Lantas bagaimanakah solusinya untuk bisa lepas dari tiga ikatan setan yang terus merayu agar tidak bangun malam? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan solusinya:

(1) bangun tidur lalu berdzikir pada Allah
(2) kemudian berwudhu
(3) mengerjakan shalat

Faedah dari berdzikir pada Allah ketika bangun tidur, ini kembali pada faedah dari dzikir secara umum. Sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim bahwa dzikir dapat mengusir setan, mendatangkan kebahagiaan, mencerahkan wajah dan hati, menguatkan badan dan melapangkan rezeki. Lihat mengenai Fawaid Dzikir dalam Shahih Al Wabilush Shoyyib hal. 83-153.
Di antara dzikir yang bisa dibaca setelah bangun tidur adalah dzikir berikut ini:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

"Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur” [artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan]. (HR. Bukhari no. 6325)

Atau bisa pula membaca dzikir berikut,

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ عَافَانِيْ فِيْ جَسَدِيْ، وَرَدَّ عَلَيَّ رُوْحِيْ، وَأَذِنَ لِيْ بِذِكْرِهِ

“Alhamdullillahilladzi afaaniy fii jasadiy, wa rodda alayya ruhiy, wa adzina lii bi dzikrih” [artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesehatan pada jasadku dan telah mengembalikan ruhku serta mengizinkanku untuk berdzikir kepada-Nya]. (HR. Tirmidzi no. 3401. Hasan menurut Syaikh Al Albani)

Adapun shalat malam sendiri adalah kebiasaan yang baik bagi orang beriman di mana waktu akhir malam adalah waktu dekatnya Allah pada hamba-Nya. Dari ‘Amr bin ‘Abasah, ia pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الرَّبُّ مِنَ الْعَبْدِ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ الآخِرِ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُونَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللَّهَ فِى تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ
Waktu yang seorang hamba dengan Allah adalah di tengah malam yang terakhir. Siapa yang mampu untuk menjadi bagian dari orang yang mengingat Allah pada waktu tersebut, maka lakukanlah.”(HR. Tirmidzi no. 3579. Shahih menurut Syaikh Al Albani).

Adapun orang yang tidak bangun shubuh hakekatnya masih terikat dengan tiga ikatan tadi. Ia terus dibisikkan oleh setan sehingga tidak bisa bangkit untuk bangun.

Apa Manfaat Bangun Shubuh?

Disebutkan di akhir hadits bahwa orang yang bangun dan terlepas darinya tiga ikatan setan, ia akan semangat dan fit di pagi harinya. Jika tiga ikatan tersebut tidaklah lepas, maka akan malas dan tidak sehat di pagi harinya.

Mari terus semangat bangun malam dan bangun Shubuh. Moga kita termasuk golongan yang mendapatkan kebaikan dan keberkahan yang banyak lewat doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud no. 2606, Tirmidzi no. 1212 dan Ibnu Majah no. 2236. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Wallahu waliyyut taufiq.

Referensi:
  • Kunuz Riyadhis Sholihin, Rais Al Fariq: Prof. Dr. Hamad bin Nashir bin ‘Abdurrahman Al Ammar, terbitan Dar Kunuz Isybiliyaa, cetakan pertama, tahun 1430 H.
  • Shahih Al Wabilush Shoyyib, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan ke-11, tahun 1427 H.
Selesai disusun di Darush Sholihin, 09.23 PM, 20 Rabi’ul Awwal 1436 H
*diambil dari artikel www.rumaysho.com
 

Saturday 25 April 2015

Tajassus, Mencari Kesalahan Orang Beriman

Tajassus, Mencari Kesalahan Orang BerimanTajassus di antara tafsirannya adalah mencari-cari kesalahan orang lain, terutama yang terus ingin dicari aibnya adalah orang-orang beriman.

Jangan Selalu Menaruh Curiga (Prasangka Buruk)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ

“Waspadalah dengan buruk sangka karena buruk sangka adalah sejelek-jeleknya perkataan dusta.” (HR. Bukhari no. 5143 dan Muslim no. 2563)

Prasangka yang terlarang adalah prasangka yang tidak disandarkan pada bukti. Oleh karena itu, jika prasangka itu dinyatakan pasti (bukan lintasan dalam hati), maka dinamakan kadzib atau dusta. Inilah yang disebutkan dalam Fathul Bari karya Ibnu Hajar.

Friday 24 April 2015

Dialog Di Padang Mahsyar

Edisi 12 Tahun XXIV – Rabi’ul Awal 1436 H/ Januari 2015 M 


Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS Al Baqarah [2]: 169).
Diantara rangkaian pada hari kiamat adalah semua manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar. Hari ini, manusia diberi catatan amal, ditimbang lalu divonis masuk surga atau neraka. Vonis masuk neraka merupakan keputusan Allah swt yang sangat tidak menyenangkan terhadap manusia, karenanya akan terjadi dialog yang amat penting untuk kita simak agar menjadi pelajaran dan hikmah bagi kita dalam kehidupan di dunia ini.


1. Dialog Orang Kuat dan Orang Lemah

Di dunia ini, banyak diantara manusia yang merasa lemah dan tidak berdaya, baik dari sisi keilmuan, kekayaan maupun kekuasaan. Merekapun mengikuti orang-orang yang dianggap kuat, baik dari sisi ekonomi maupun politik. Kekuatan yang mereka miliki di dunia telah membuatnya menjadi sombong hingga membuat ketentuan yang sangat bertentangan dengan ketentuan Allah swt, dan tragisnya manusia begitu mudah mengikuti dan mentaatinya. Karena itu, banyak sekali orang yang mengikuti saja kehendak pemilik modal dan penguasa, tanpa peduli tentang boleh dan tidaknya dari sisi nilai. Manusia menjadi begitu mengabaikan bahwa tanggungjawab dihadapan Allah swt sebenarnya masing-masing. Kesalahan tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain, terhadap pemimpin sekalipun, karena sang pemimpin juga ada hukumannya tersendiri.

Thursday 23 April 2015

Kajian Islam Bersama Ust. Abdullah Zaen MA dengan Tema: SELERA TINGGI

Bidadari Surga Marah Lantaran Istri Menyakiti Suaminya

Bidadari Surga Marah Lantaran Istri Menyakiti SuaminyaJika istri menyakiti suami, maka bidadari di surga akan marah. Kenapa bisa?

Abu ‘Isa Tirmidzi membawakan judul bab dalam kitab jami’nya: “Ancaman bagi wanita yang menyakiti suaminya.” Imam Nawawi membawakan judul bab dalam Riyadhus Sholihin tentang kewajiban istri pada suami. Keduanya membawakan hadits berikut ini setelahnya.
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُؤْذِى امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لاَ تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللَّهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا

'Jika seorang istri menyakiti suaminya di dunia, maka calon istrinya di akhirat dari kalangan bidadari akan berkata: “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu. Sebentar lagi ia akan berpisah dan akan kembali kepada kami.” (HR. Tirmidzi no. 1174 dan Ibnu Majah no. 2014. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Tuesday 21 April 2015

Puasa Khusus di Bulan Rajab

Lagi trend saat ini, sebagian kita mengirimkan pesan kepada saudara lainnya untuk mengajak berpuasa di bulan Rajab. Kita sudah ketahui bersama bahwa bulan Rajab adalah di antara bulan haram, artinya menunjukkan bulan yang mulia. Beramal sholih dan meninggalkan maksiat diperintahkan ketika itu. Namun bagaimana jika kita menjadikan puasa khusus yang hanya spesial di bulan Rajab? Apalagi ditambah dengan tidak adanya dalil pendukung atau dalilnya lemah (dho’if) bahkan palsu (maudhu’)? Tulisan kali ini akan sedikit memaparkan perkataan para ulama mengenai anjuran puasa di bulan Rajab.

Ada dalil yang berisi anjuran berpuasa di bulan haram dan bulan Rajab adalah di antara bulan haram. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ

"Berpuasalah pada bulan haram dan tinggalkanlah.” (HR. Abu Daud no. 2428). Namun hadits ini didho’ifkan oleh Syaikh Al Albani dalam Dho’if Abu Daud. Taruhlah jika hadits tersebut shahih, itu berarti hadits tersebut menunjukkan keutamaan berpuasa pada bulan-bulan haram (Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), bukan berpuasa pada bulan Rajab saja. Jika seseorang berpuasa pada bulan Rajab karena mengamalkan hadits di atas, seharusnya ia berpuasa pula pada bulan haram yang lain, maka seperti itu tidaklah masalah. Jika berpuasa khusus pada bulan Rajab saja, itulah yang masalah. Demikian keterangan dari Syaikh Sholih Al Munajjid dalam fatwa yang sama.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Adapun melakukan puasa khusus di bulan Rajab, maka sebenarnya itu semua berdasarkan hadits yang seluruhnya lemah (dho’if) bahkan  palsu (maudhu’). Para ulama tidaklah pernah menjadikan hadits-hadits ini sebagai sandaran. Bahkan hadits-hadits yang menjelaskan keutamaannya adalah hadits yang maudhu’ (palsu) dan dusta. Dalam musnad dan selainnya disebutkan hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bahwa beliau memerintahkan untuk berpuasa pada bulan haram, yaitu Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Hadits ini menunjukkan puasa pada empat bulan tersebut seluruhnya, bukan hanya khusus di bulan Rajab.” (Majmu’ Al Fatawa, 25/290-291).

Monday 20 April 2015

Keampuhan dan Kemuliaan Surat Al Fatihah

Apa surat yang paling mulia dalam Al Quran? Jawabannya, surat Al Fatihah. Keampuhan dan kemuliaan surat tersebut akan ditunjukkan dalam artikel berikut ini.

Al Fatihah, Surat Paling Mulia

Abu Sa’id Rafi’ bin Al Mu’alla radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku,

أَلاَ أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ فِى الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ » . فَأَخَذَ بِيَدِى فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ قُلْتَ لأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ . قَالَ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ) هِىَ السَّبْعُ الْمَثَانِى وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِى أُوتِيتُهُ »

"Maukah aku ajarkan engkau surat yang paling mulia dalam Al Qur’an sebelum engkau keluar masjid?”
Lalu beliau memegang tanganku, maka ketika kami hendak keluar, aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau mengatakan, “Aku akan mengajarkanmu surat yang paling agung dalam Al Qur’an?”
Beliau menjawab, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin (segala puji bagi Allah Rabb semesta alam) dan Al Qur’an Al ‘Azhim (Al Qur’an yang mulia) yang telah diberikan kepadaku.” (HR. Bukhari no. 5006)

Friday 17 April 2015

Nama Kiamat (Bagian Ketiga)

Edisi 11 Tahun XXIV – Rabi’ul Awal 1436 H/ Januari 2015 M 


Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya, yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS Adh Dhukhan [44]: 40-42).

11. Yaum Al Hisab

Yaum Al Hisab (hari perhitungan) merupakan nama lain dari hari kiamat. Amal manusia memang akan dihitung secara detail, dimulai dari penghitungan yang terkait dengan shalat. Bila shalat baik, insya Allah akan baik pula hasil penghitungannya, Rasulullah saw bersabda: Amal yang pertama kali dihisab bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Bila shalatnya baik, maka seluruh amalnya yang lain menjadi baik. Dan bila shalatnya rusak, maka rusak pulalah seluruh amalnya yang lain. (HR. Thabrani).

Karenanya ini harus mendapat perhatian kita dari sekarang, Allah swt berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung (QS Al Hasyr [59]: 18-20).

Dalam konteks inilah, menjadi penting bafi kita untuk menghitung sendiri seberapa banyak kebaikan yang sudah kita lakukan untuk terus kita perbanyak, dan seberapa banyak keburukan yang kita lakukan untuk segera kita hentikan dan tidak melakukannya lagi. Sahabat Umar bin Khattab menyatakan: “Hitung-hitunglah dirimu, sebelum kamu dihitung.”
Manakala kita menghitung diri (muhasabah), maka akan kita tambah kebaikan yang masih kurang dan kita perbanyak apa yang sudah cukup, hal ini karena semakin banyak ama shaleh tentu akan semakin baik kehidupan kita di akhirat. Disinilah pentingnya bagi kita untuk berfastabiqul Khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Disinilah salah satu letak pentingnya bercermin pada orang yang lebih baik dari kita, dan kitapun harus menjadi cermin yang baik bagi orang lain, sehingga seseorang mendapati kekurangan dirinya dari kebaikan yang kita lakukan. Dengan demikian, bila di dunia ini seseorang tidak pernah mengevaluasi dirinya, dalam kehidupan di akhirat nanti ia akan sangat terkejut karena begitu sedikit nilai pahala yang diperolehnya, sedangkan nilai dosa justeru ama banyak.

Friday 10 April 2015

Nama Kiamat (Bagian Kedua)

Edisi 10 Tahun XXIV – Rabi’ul Awal 1436 H/ Januari 2015 M


Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah. (lihat QS Al Muddatstsir [74]: 8 – 10).
Pasti ada makna penting dibalik sebuah nama, termasuk nama-nama hari kiamat yang disebutkan ileh Allah swt dan rasul-Nya di dalam Al Quran maupun hadits. Karena itu, menjadi penting bagi kita untuk memahami apa saja nama-nama hari kiamat untuk selanjutnya kita ambil hikmahnya. Selain tulisan terdahulu sudah menjelaskan secara singkat, masih ada beberapa poin dalam tulisan ini.

7. Yaumu Addin

Ad Din adalah pembalasan, perhitungan dan ketaatan. Hari kiamat disebut yaumu ad ddin karena memang amal manusia dibalas dan dihitung, bahkan manusia saat itu amat taat kepada Allah swt atas segala keputusan-Nya, enak maupun tidak. Allah swt dikatakan sebagai raja pada hari itu, tidak ada raja-raja kecil yang banyak di dunia ini, Allah swt berfirman: Yang menguasai hari pembalasan (QS Al Fatihah [1]: 4).

Friday 3 April 2015

Anak Angkat

Edisi 8 Tahun XXIV – Shafar 1436 H/ Desember 2014 M 

Muhammad itu sekali-kali bukanlah Bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al Ahzab [33]: 40).
Islam merupakan agama yang sempurna dan lengkap, banyak hal yang diatur di dalam Islam dan selalu cocok dengan perkembangan zaman. Satu diantaranya tentang ayat yang turun terkait dengan masalah anak angkat (adopsi). Karena itu menjadi penting bagi kita utnuk memahaminya, apalagi masih banyak orang yang mendudukkan anak angkat sebagaimana anak kandung.

1. Bukan Dua Hati

Hati manusia hanya satu, karenanya bila terjadi kekeliruan karena hati yang bercabang, ada peluang dari Allah swt untuk memperbaikinya.

Sahabat Ibnu Abbas ra menceritakan sebagaimana diriwayatkan oleh At Tirmidzi bahwa suatu ketika, Rasulullah saw mengimami shalat bersama para sahabat, tiba-tiba terjadi kekeliruan (dalam bacaaan atau gerakan). Orang-orang munafik yang ikut shalat berkata: Tidakkah kalian lihat bahwa beliau memiliki dua hati, yang satu bersama kalian, sementara yang satu lagi bersamanya.

Menanggapi peristiwa itu, Allah swt menurunkan firman-Nya: Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar). (QS Al Ahzab [33]: 4).